Luqi Lukman Gelar Pameran Tunggal Bertajuk ‘Kaul’, Catat Waktu dan Lokasinya

Pengunjung sedang melihat salah satu karya pada pameran tunggal Luqi Lukman yang bertajuk 'Kaul' di Ruang Sayap Selasar Sunaryo Art Space (SSAS), Jalan Bukit Pakar Timur, 'Kaul' digelar 4 Juni sampai 4 Juli 2021. (NUR FIDHIAH SHABRINA/RADAR BANDUNG)

Pengunjung sedang melihat salah satu karya pada pameran tunggal Luqi Lukman yang bertajuk 'Kaul' di Ruang Sayap Selasar Sunaryo Art Space (SSAS), Jalan Bukit Pakar Timur, 'Kaul' digelar 4 Juni sampai 4 Juli 2021. (NUR FIDHIAH SHABRINA/RADAR BANDUNG)

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Dibangun dari kesan-kesan insani yang tercurah akan ingatan melalui benda yang dijahit ke dalam komposisi, Luqi Lukman mengadakan pameran tunggal dalam tajuk ‘Kaul’. Berlangsung di Ruang Sayap Selasar Sunaryo Art Space (SSAS), Jalan Bukit Pakar Timur, ‘Kaul’ digelar 4 Juni sampai 4 Juli 2021.


Pameran ‘Kaul’ merupakan rancangan kegiatan hasil kerjasama ROH dengan SSAS. Kolaborasi ini juga menggagas terselenggaranya dwipameran, ‘Kaul’ dan ‘Luang’ yang adalah hasil presentasi tunggal dua perupa muda Luqi Lukman dan Maruto. Pameran secara bersama-sama dikuratori oleh Yacobus Ari R (Bandung) dan Alvin Li (Shanghai).

Untuk pameran ‘Kaul’, Luqi telah berproses lebih dari setengah tahun untuk merancang dan mewujudkan karya serta konsep baru. Prosesnya paralel, tidak hanya dalam ruang pamer. Namun juga pada ruang fisik kerja studio, lingkup relasi dan dengan dikuratori secara bersama dan bersilang oleh kedua kurator.

Pada catatan pameran, kurator Yacobus Ari menyebutkan, telusur Luqi seperti mengambil alih alur pembubuhan catatan dalam kerja seni grafis, sekaligus jatuhnya bingkai citraan dan gambar sebagai batas dari cara membayangkan imaji karya.

Menurut, Ari, kerja Luqi merangkai bentuk dengan melintasi bahan dalam sifat-sifat dan wujudnya yang mungkin untuk bersambung. Di tengah-tengahnya ada kesan-kesan yang disimpan dan hadir untuk dirundingkan sebagai milik.

Mereka adalah rangkaian benda-benda yang terkumpul badan menjadi curahan seiring waktu. Baik yang terkumpul dan dibangun dalam momen fokus dan perhatian yang panjang, juga yang singkat.

Luqi kerap bekerja dengan bahan dan barang yang jadi ada akibat kegiatan lain, seperti belahan kaca, potongan kawat, barang pecah-belah yang ditinggal zaman, hingga serangga yang hinggap. Komposisinya menghimpun ruang-ruang jeda dalam situasi, di antara barang jadi yang kehilangan guna, wadah yang kosong, sampai penyangga yang berdiri sendiri.

“Kerja Luqi, menengahi sebuah perundingan di antara kenyataan, cerapan, ingatan, serta perwujudan sikap dan sifat yang menyambung garis-garis narasi insani. Ia adalah sebuah kaul untuk memaknai diri dan dunia-dunia dalam segala kenisbian dan kesamar-samaran,” tutur Ari.

Baca Juga: Pameran Brand Clothing, Kickfest Siap Digelar Virtual

Endapan maka menjadi ke tengah, hasil dari akibat terhimpun untuk menyejajarkan dua ujung awal dan akhir untuk terlipat pada satuan kecil yang memikat perhatian pengunjung. Menurut Ari, sikap yang diambil Luqi adalah pada alam manusia untuk mengoleksi dan menyusun makna. Lewat bahan dan barangnya waktu dibalik dan dibekukan, untuk mengutamakan renungan penginderaan.

Sebagai perupa, Luqi telah berpameran secara internasional dan menampilkan ide-ide serta wujud dari karyanya masing-masing. Baik dalam latar kesejarahan seni maupun seni rupa kontemporer yang melembaga dan eksperimental.

Baca Juga: Lukisan Ridwan Kamil Terjual Senilai 50 Juta Rupiah

Pameran Luqi meliputi ‘i am able Too ask but Too stupid Too understand’ di Studio Batur, Bandung (2019) dan ‘Pseudo Participative’ di Cemeti Art House, Yogyakarta (2012).

Luqi juga turut memamerkan karya pada presentasi ROH Projects di S.E.A Focus 2020 di Singapura. Dalam waktu dekat, Luqi juga akan berpartisipasi dalam proyek pameran di Para Site, Hongkong yang dikurasi oleh Alvin Li.

(fid)

Loading...

loading...

Feeds