Anggaran Proyek Sumur Resapan Rp900 Juta

SUMUR RESAPAN: Dinas Binamarga dan Pengairan (DMP) Kota Bandung akan buat sumur resapan sebanyak 222 titik di jalan-jalan protokol. Hal itu untuk antisipasi banjir, bahkan DMP juga mengeruk sungai baik sampah maupun sidementasi.

SUMUR RESAPAN: Dinas Binamarga dan Pengairan (DMP) Kota Bandung akan buat sumur resapan sebanyak 222 titik di jalan-jalan protokol. Hal itu untuk antisipasi banjir, bahkan DMP juga mengeruk sungai baik sampah maupun sidementasi.

POJOKJABAR.com, BANDUNG – Antisipasi banjir menjelang musim hujan, Dinas Binamarga dan Pengairan (DMP) Kota Bandung akan buat sumur resapan sebanyak 222 titik di jalan-jalan protokol. “Kami sudah menganggarkan dana sebesar Rp900 juta, APBD murni 2015,” ujar Sekretaris DBMP Kota Bandung Didi Ruswandi di Balai Kota, Jumat (2/10/2015).

Pembuatan sumur resapan ini, dibagi enam wilayah, masing-masing wilayah membutuhkan biaya sekitar Rp15 juta. Karenanya, untuk pengadaannya tidak membutuhkan lelang, namun penunjukan langsung.

Selain itu, DBMP juga berencana menambah tim katak dan jurig Cai yang bertugas mengeruk sungai baik sampah maupun sidementasi. “Tim yang semula 9 tim ditambah menjadi 13 tim mulai pekan depan yang diperkirakan sudah masuk musim penghujan,” ujar Didi.

Didi mengatakan, tim katak dan jurig cai setiap  bergerak menghasilkan 32 kubik sampah di satu sungai. Untuk anggaran pemeliharaan sungai dianggarkan Rp 5 miliar. Menurut Didi, titik banjir yang harus diwaspadai diantaranya Pagarsih, Gedebage, Panyileukan, Majahlega, Cinambo, Pasteur dan Surapati.

Didi mengatakan khusus untuk mengeruk sidementasi disediakan dua alat berat diprioritaskan sungai yang sidementasinya tinggi. Dua alat berat mengeruk sungai bergerak bergantian namun saat sungai Cikajang  yang ada di Antapani sidementasi sudah tinggi namun warga menolak alat berat masuk ke wilayah Antapani. “Kami tak bisa memaksa mengeruk sungai jika dilarang warga,” ujar Didi.

Didi menjelaskan, angkut 32 kubik sampah di sungai. DBMP sendiri punya delapan tim yang mengangkut sampah di sepanjang sungai di Kota Bandung.

Dengan beraksinya ke delapan tim ini, lanjut Didi, dipastikan banyak sampah yang berkurang. Namun, karena sekarang masih dalam musim kemarau, sehingga banyak sampah yang nampak di permukaan. “Sebenarnya, secara keseluruhan banyak sampah yang sudah diangkut, tapi ya kita belum tahu apa bisa mengurangi banjir,” tambahnya.

Menjelang memasuki musim penghujan, tambah Didi, pihaknya berencana menambah tim pembersih sungai ini. “Agar hasilnya maksimal, ya akan lebih baikkalau jumlah timnya di tambah,” katanya.

Jumlah tim yang ada sekarang dua tim dari Unit Pelayanan Teknis (UPT) Daerah aliran sungai (DAS), yang membersihkan sampah dibendungan.  Sementaraitu, enam timsisanya, emrupakan tim dari bidang pengairan. “Satu tim terdiri dari 10 orang. Jadi jika dijumlahkan semuanya sekitar 80 orang,” terangnya.

Mereka adalah tim yang mengankut ampah dari sungai ke pinggir sungai. Setelah sampah diangkut ke pinggir sungai, ada tim lain yang membersihkannya.  “Tim ini bertugas sudah lama, dan bekerja setiap hari,” terangnya.

Menurut Didi, kawasan yang tergolong paling banyak menghasilkan sampah adalah, Sungai Citepus dan Cikapundung Kolot. Dengan bagian sungai yang paling sulit dibersihkan adalah Sungai Citepus Bagian atas. “Jadi di kawasan ini, banyaktebing dan aliransungai mengerucut, sehingga menyulitkan pengangutan sampah,” paparnya.

Sedangkan, sungai yang paling berpotensi mengakiatkan banjir karena sumbatan sampahnya adalah, Sungai Citepus di kawasan Basar Baru-Cibadak. “Di Sungai ini aliran air sering meluap,” tambahnya.

Karenanya, lanjut Didi, Pihaknya meminta masyarakat untuk sadar agar tidak membuang sampah ke sungai.

(RadarBandung/mur)

Feeds