Kemarau, Mata Air Kabupaten Bandung Kritis

Krisis Air_Khairizal Maris_RADAR BANDUNG_06

ilustrasi

POJOKBANDUNG.com, SOREANG – kemarau panjang yang disebabkan oleh Badai el Nino membuat sejumlah mata air vital di Kabupaten Bandung surut. Bahkan, produksi air baku untuk PDAM Tirta Raharja mengalami penurunan sampai 75 persen.

“Berdasarkan laporan yang kami terima, di Soreang PDAM biasanya menyalurkan air sebanyak 100 liter perdetik, saat ini hanya 25 liter perdetik saja,”tutur Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, Cecep Hendrawan, Rabu (20/10/2015).

Selain berdampak pada saluran air bersih dari PDAM, sungai Citarm yang menjadi aliran untuk kepentingan tiga waduk sebagai pembangkit listrik tenaga air juga mengalami penyurutan.

“Beberapa objek mata air vital memang banyak yang mengalami penyurutan.  Situ Cileunca Pangalengan juga sekarang dipompa untuk mengairi kebun warga, walaupun sudah menyusut,”katanya.

Secara keseluruhan, kekeringan dan krisis air bersih terjadi di 77 desa di Kabupaten Bandung dalam masa tanggap darurat bencana kekeringan tahun ini. Pemerintah pun terus memberikan pasokan air bersihnya kepada warga.

Selain menggunakan tanki, pengadaan air bersih pun dilakukan melalui pipanisasi dan pembangunan pompa air dangkal atau sumur artesis. Sedangkan untuk sawah dan kebun, sejumlah kawasan menggunakan pompa. “Selain kekeringan dan krisis air bersih, badai El Nino ini berdampak pada banyaknya kebakaran lahan dan retakan tanah. Kami terus menanggulangi bencana yang sering terjadi ini,” kata Cecep.

Kebakaran lahan, bahkan kebakaran hutan, kata Cecep, disebabkan warga yang sengaja membakar sendiri lahannya untuk ditanami pada musim hujan. Tidak jarang, kebakaran lahan ini merembet ke hutan lindung atau permukiman warga.

Sementara itu, Dandim 0609, Letkol Kav Pemuda Leonardi Ginting mengatakan, Kemarau panjang tahun ini, katanya, telah menyebabkan juga kekeringan lahan pertanian dan krisis air bersih. Namun, kata Dandim, Kodim 0609 pun kini mempersiapkan diri mengatasi bencana banjir tahunan di Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang.

“Pasukan kami semua disiagakan menghadapi kebakaran, banjir, atau angin puting beliung. Bahkan, pasukan disebar memeriksa kalau ada retakan-retakan tanah yang bisa memicu longsor jika terkena hujan,” katanya. (mld)

Feeds