POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Persib Bandung akhirnya kembali berhasil menunjukkan kapasitasnya sebagai klub terbaik di Indonesia dengan menjuarai Liga 1 2023/2024.
Pada pertandingan final yang dimainkan dalam dua leg, Persib Bandung mengubur impian Madura United.
Pada pertandingan leg pertama di Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung, Minggu, 26 Mei 2024, Persib Bandung menghantam Madura United 3-0.
Sedangkan pada leg kedua di Stadion Gelora Bangkalan, Jumat, 31 Mei 2024, Persib Bandung kembali mencatat kemenangan dengan skor 3-1
Dikutip dari web resmi klub, keberhasilan memastikan trofi juara di Stadion Gelora Bangkalan menegaskan catatan sejarah jika Persib Bandung selalu memastikan trofi juara kompetisi kasta tertinggi nasional dalam pertandingan krusial di luar kota Bandung. Simak fakta sejarah berikut;
Kejurnas PSSI 1937 (Surakarta)
Sejak PSSI menggelar kejuaraan nasional, Persib Bandung untuk pertama kalinya menjadi kampiun pada tahun 1937.
Bulao, julukan Persib Bandung pada masa itu, tampil sebagai kampiun setelah mengubur harapan tiga rivalnya, Persis Surakarta, PSIM Mataram dan PSIT Tjirebon.
Persib Bandung menjadi juara dengan status “invincible” alias tidak terkalahkan di putaran final berformat 4 Besar dengan sistem round robin (setengah kompetisi). Setelah mengalahkan PSIM 1-0 di Bandung (2 Mei 1937), Persib Bandung memastikan juara usai menjinakan PSIT 2-1, 16 Mei 1937, dan juara bertahan Persis 1-0 pada pertandingan penentuan di Surakarta (17 Mei 1937).
Kejurnas PSSI 1959/1961 (Semarang)
PERSIB mengakhiri puasa gelar selama 24 tahun setelah menjuarai Kejurnas PSSI 1959/1961 yang berlangsung panjang dan melelahkan.
Pada putaran final berformat 7 Besar, Persib Bandung memimpin klasemen akhir dengan mengumpulkan nilai 11, hasil 5 kali menang, sekali imbang, dan lagi-lagi tak terkalahkan.
Pada putaran final, Ade Dana dan kawan-kawan mengawali perjuangan di Makassar dengan membantai Persema Malang 7-1 (3 Juni 1961) dan bermain imbang 1-1 dengan tuan rumah sekaligus juara bertahan PSM Makassar dalam pertandingan yang berakhir dengan kericuhan pada 4 Juni 1961.
Setelah mengalahkan PSMS Medan 5-3 (16 Juni 1961) dan PSIS Semarang (18 Juni 1961) di Stadion Siliwangi Bandung, PERSIB memastikan trofi juara di Semarang usai menundukkan Persebaya Surabaya 2-1 (28 Juni 1961) dan Persija Jakarta 3-1 (1 Juli 1961).
Kompetisi Perserikatan 1986 (Jakarta)
Sempat digagalkan PSMS Medan dalam dua grandfinal tahun 1983 dan 1985, Persib Bandung akhirnya kembali menjadi juara kompetisi kasta tertinggi nasional setelah menundukan Perseman Manokwari 1-0 di partai puncak Kompetisi Divisi Utama Perserikatan 1986 di Stadion Utama Senayan (sekarang Gelora Bung Karno) Jakarta, 11 Maret 1986. Gol tunggal kemenangan PERSIB dicetak Djadjang Nurdjaman menit 77.
Persib Bandung lolos ke grandfinal setelah menempati peringkat kedua babak 6 Besar yang menggunakan sistem round robin. Kemenangan “hadiah” 6-0 dari Perseman (6 Maret 1986) mengantarkan PERSIB ke grandfinal karena unggul selisih gol dengan Persija Jakarta.
Di grandfinal, pelatih Nandar Iskandar menurunkan komposisi tim terbaiknya yaitu Sobur (kiper), Adeng Hudaya, Robby Darwis, Suryamin, Ade Mulyono (belakang); Adjat Sudradjat, Bambang Sukowiyono, Iwan Sunarya (tengah); Suhendar, Dede Rosadi/Wawan Karnawan, dan Djadjang Nurdjaman (depan).
Kompetisi Perserikatan 1989/1990 (Jakarta)
Ditandai proses regenerasi dari generasi 1980-an ke era 1990-an yang berjalan relatif mulus, Persib Bandung menjuarai Kompetisi Divisi Utama Perserikatan 1989/1990 usai mengalahkan Persebaya 2-0 pada pertandingan final di Stadion Utama Senayan Jakarta, 11 Maret 1990. Dua gol kemenangan Persib Bandung dicetak melalui gol bunuh diri Subangkit menit 7 dan Dede Rosadi menit 59.
Sebelumnya, lolos sebagai runner-up Wilayah Barat, Persib Bandung menundukkan Persebaya 2-0 (4 Maret 1990) dan imbang tanpa gol dengan PSMS (5 Maret 1990) untuk melaju ke semifinal sebagai juara Grup II. Di semifinal, 8 Maret 1990, Persib Bandung menyingkirkan PSM 3-0.
Di partai puncak, pelatih Ade Dana menurunkan komposisi tim Samai Setiadi (kiper), Dede Iskandar, Ade Mulyono, Robby Darwis, Adeng Hudaya, Asep Sumantri, Nyangnyang/Dede Rosadi, Yusuf Bachtiar, Sutiono Lamso, Adjat Sudradjat, dan Djadjang Nurdjaman.
Kompetisi Perserikatan 1993/1994
Persib Bandung berhasil mengabadikan Piala Presiden di Bandung setelah menjuarai Kompetisi Divisi Utama Perserikatan 1993/1994 yang merupakan kompetisi amatir terakhir usai menundukkan PSM Makassar 2-0 di Stadion Utama Senayan Jakarta, 17 April 1994. Dua gol kemenangan PERSIB disumbangkan Yudi Guntara menit 26 dan Sutiono Lamso menit 71.
Sebelumnya, Persib Bandung melaju ke semifinal dengan status juara Grup K setelah menundukkan Persiraja Banda Aceh 4-1 (8 April 1994), PSIR Rembang 1-0 (10 April 1994) dan imbang 0-0 dengan PSM (12 April 1994).
Di semifinal, 15 April 1994, Persib Bandung menyingkirkan Persija 5-4 melalui drama adu penalti setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal dan perpanjangan waktu.
Pada pertandingan final, pelatih Indra M. Tohir menurunkan komposisi tim Aris Rinaldi (kiper), Robby Darwis, Roy Darwis, Yadi Mulyadi, Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi; Asep Kustiana, Yusuf Bachtiar, Yudi Guntara (gelandang); Kekey Zakaria dan Sutiono Lamso.
Liga Indonesia 1994/1995 (Jakarta)
Meski masih berstatus sebagai klub amatir, Persib Bandung menunjukkan kapasitasnya dengan menjuarai Liga Indonesia 1994/1995, kompetisi semiprofesional edisi perdana yang digelar PSSI, usai menundukkan Petrokimia Putra 1-0 di Stadion Utama Senayan Jakarta, 30 Juli 1995. Gol tunggal kemenangan PERSIB dicetak Sutiono Lamso menit 76.
Persib Bandung lolos ke final dengan status juara Grup B babak 8 Besar setelah bermain imbang 0-0 dengan Petrokimia Putra (20 Juli 1995), serta mengalahkan Medan Jaya 2-1 (23 Juli 1995), dan Assyabaab Salim Grup Surabaya 3-0 (26 Juli 1995). Di semifinal, 28 Juli 1995, PERSIB menyingkirkan Barito Putera dengan skor 1-0.
Di partai puncak, pelatih Indra M. Tohir menurunkan komposisi tim Anwar Sanusi (kiper), Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Mulyana, Robby Darwis, Yadi Mulyadi; Yudi Guntara/Asep Sumantri (51), Yusuf Bachtiar, Asep Kustiana; Kekey Zakaria, dan Sutiono Lamso.
Liga Super Indonesia 2014 (Palembang)
Setelah menunggu 19 tahun, Persib Bandung tampil sebagai kampiun Liga Super Indonesia 2014 usai menjungkalkan juara bertahan Persipura Jayapura 5-3 melalui drama adu penalti setelah dalam waktu normal dan perpanjangan waktu bermain imbang 2-2 pada pertandingan final di Stadion Gelora Sriwijaya Palembang, 7 November 2014.
Sebelumnya, Persib Bandung melaju ke babak 8 Besar sebagai runner-up Wilayah Barat dengan nilai 41, hasil 12 kali menang, 5 imbang dan 3 kekalahan. Selanjutnya, Persib Bandung melenggang ke semifinal setelah menjuarai Grup 2 babak 8 Besar. Di semifinal, Persib secara dramatis menyingkirkan Arema Indonesia 3-1 melalui babak perpanjangan waktu.
Di final, pelatih Djadjang Nurdjaman menurunkan komposisi tim I Made Wirawan; Supardi Nasir Bujang, Vladimir Vujovic, Achmad Jufriyanto, Tony Sucipto; Hariono, Firman Utina, Makan Konate, Muhammad Ridwan, Tantan/(Atep (66) dan Ferdinand Alfred Sinaga.
Liga 1 2023/2024 (Bangkalan)
Puasa gelar juara Persib Bandung selama 10 tahun diakhiri dengan menjadi kampiun Liga 1 2023/2024 setelah mengubur impian Madura United di partai puncak. Setelah menang 3-0 pada leg pertama di Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung, 26 Mei 2024, Persib memastikan trofi juara di Stadion Gelora Bangkalan, Jumat, 31 Mei 2024, usai menundukkan tuan rumah Madura United dengan skor .3-1.
Sebelumnya, Persib Bandung melaju ke babak championships series setelah menempati peringkat kedua klasemen akhir regular series dengan nilai 62, hasil 16 kali menang, 14 imbang, dan 4 kekalahan. Di semifinal, Persib bertemu peringkat ketiga Bali United.
Di babak semifinal, setelah bermain imbang 1-1 di Bali United Training Center (14 Mei 2024), Persib Bandung melaju ke final berkat kemenangan 3-0 pada leg kedua di Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung, 18 Mei 2024. (**)