Ratusan Warga Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Berlebaran di Pengungsian

POJOKBANDUNG.COM, KABUPATEN BANDUNG BARAT – Ratusan warga korban bencana longsor di Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) hingga saat ini masih berada di Posko pengungsian.


Ratusan Warga Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB)  Berlebaran di Pengungsian

Ratusan warga Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, KBB saat berada di pengungsian. Hendra Hidayat/Pojokbandung.com

Oleh karena itu, warga yang terdampak longsor pada (24/3/2024) tersebut dipastikan merayakan hari raya idul fitri 1445 Hijriyah di pengungsian.

Kepala Desa Cibenda, Abdulrohman mengatakan, hingga saat ini setidaknya ada 96 Kepala Keluarga (KK) masih bertahan di tempat pengungsian.

Baca Juga : Petugas Security Temukan Tas Berisi Barang Senilai Rp510 Juta Milik Penumpang Kereta di Stasiun Semarang Tawang

“Masih ada warga mengungsi sebanyak 96 KK atau sekitar 192 jiwa. Rencananya mereka bakal gelar takbiran dan Idulfitri di Posko Pengungsian besok,” katanya.

Ia menambahkan, sebelumnya Gor Cibenda sempat ditempati oleh 436 warga yang mengungsi akibat tanah longsor yang mengakibatkan 10 orang warga hilang tersebut.

“Warga lainnya yang sempat mengungsi, telah diperbolehkan kembali ke rumahnya dengan mengacu pada peta zona rawan longsor dari Badan Geologi,” katanya.

Baca Juga : Kemenag Gelar Sidang Isbat untuk Menetapkan Awal 1 Syawal 1445 Hijriah

“Jumlah yang boleh kembali ke rumahnya ada sekitar 200 jiwa. Tapi mereka harus meningkatkan kewaspadaan karena masih rawan longsor,” imbuhnya.

Sementara itu, Camat Cipongkor, Rega Wiguna mengatakan, pihaknya meminta warga agar tetap waspada terhadap potensi bencana susulan.

“Salah satunya kalau hujan deras dengan waktu lama mereka harus segera keluar dan mengungsi lagi,” katanya.

Ia menegaskan, hingga saat ini Pemkab Bandung Barat masih mencari lahan baru untuk merelokasi warga yang terdampak tanah longsor di Cibenda.

“Titik lahan untuk relokasi sudah ada. Lahan desa lereng lahan adat. Tapi kitaasih tunggu kajian Badan Geologi dan BNPB. Termasuk kelengkapan administrasi status lahannya,” tandasnya. (KRO)

Loading...

loading...

Feeds