Partai Pendukung Ridwan Kamil Kuasai Bandung

Pengamat Politik dan Keamanan, Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Muradi. Foto : rri.co.id

Pengamat Politik dan Keamanan, Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Muradi. Foto : rri.co.id

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Beberapa partai pengusung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 membuktikan beberapa eksistensinya, namun ada fenomena yang berbeda di pilkada gubernur Jawa Barat dan pilkada Walikota Bandung.


Perbedaan itu terlihat dari menangnya partai pengusung Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) dengan partai pengusung Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) serta partai pendukung, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Beringin Karya (Berkarya) yang menang telak di Kota Bandung.

Sedangkan untuk walikota Bandung justru dimenangkan oleh Oded M. Danial dan H. Yana Mulyana dengan partai pengusung Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtra (PKS) dengan partai pendukung Partai Bulan Bintang (PBB) yang justru berbeda partai dengan pasangan Rindu.

Pengamat Politik dan Keamanan, Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Muradi menjelaskan, jika melihat dari fenomena tersebut dapat dijelaskan dalam dua prespektif. Pertama pilkada tidak rekat selalu dengan partai politik akan tetapi dari pigur, kemudian perspektif kedua adalah mesin partai.

“Untuk Kota Bandung Oded itu kader dari PKS itu sendiri sehingga mesin partai all out fokus memenangkan pilkada walikota Bandung,” ujarnya kepada pojokbandung saat dihubungi melalui telefon genggam, Jumat (6/7/2018).

Muradi mengatakan, berbeda nasibnya dengan Yossi Irianto dan Aries Supriatna yang langsung didukung oleh Ridwan Kamil dan partai yang cukup sama dengan Rindu, justru kalah dari Oded, meski Yossi figur baik namun Yossi bukan kader dari salah satu partai sehingga tidak didompleng oleh mesin partai yang cukup clear.

“Meski Aries Supriatna wakil dari Yossi termasuk dalam kader namun kang yosi bukan kader, sehingga ikatan emosional tidak terbangun,”ungkapnya.

Menurutnya, dua hal itu menjadi kebijakan dalam meneropong kemenangan Partai Rindu di Kota Bandung dibandingkan dengan partai pendukung Sudrajat-Syaikhu (Asyik) yang sama partai dengan Oded-Yana pemenang pilkada walikota Bandung.

“Oded bisa memainkan mesin partai di banding beberapa pesaingnya jika dulu PKS mengusung Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu, mungkin beda cerita,”kata dia.

Disinggung soal Kekalahan PKS pada beberapa pilkada Jawa Barat, Muradi mengatakan, kurangnya tingkat popularitas Sudrajat dibeberapa kota/kabupaten, jika di bandingkan dengan Ridwan Kamil, Deddy Mizwar Sudrajat kalah populer.

“Kalau misal kita tanya sama warga Jawa Barat, lebih kenal Ridwan Kamil atau Sudrajat orang bakal pilih Emil,” kata dia.

 (azs/pojokbandung)

 

Loading...

loading...

Feeds