Kelompok Wanita Tani Pembangun Budaya Mengelola Sampah

POJOKBANDUNG.com, SOREANG – Guna mengurangi sampah yang mencemari sungai Citarum, Kelompok Wanita Tani (KWT) Pintar di Bumi Cibiru , Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Rutin membudayakan mengelola sampah rumah menjadi produk pertanian bernilai ekonomi.


Ketua KWT Pintar, Fitriani mengatakan sejak tahun 2017 dirinya bersama puluhan ibu rumah tangga Desa Cibiru resah mengenai masih minimnya kesadaran mengelola sampah di wilayahnya.

“Sehingga kita mencoba mengelola sampah di kampung, untuk diolah bersama khususnya menjadi produk pupuk.yang kita pakai untuk pertanian kita hingga kita jual di sekitar kampung,” ujarnya. Rabu (26/9).

Pihaknya menyoroti, data sampah per hari bisa mencapai 1.200-1.500 ton di Kabupaten Bandung, sehingga pihaknya menilai perlu ada kesadaran lebih masyarakat bisa mengurangi sampah.

“Kita tahu sampah basah maupun kering kalau tak diolah dengan baik, bisa menjadi bahaya buat lingkungan. Sehingga kita bersepakat membangun KWT ini untuk bertani dan mengelola sampah menjadi bagian ekosistem penunjang pertanian kami,” ungkap dia, Rabu (26/9).

Pengelolaan sampah yang dilakukan ibu ibu, ujar dia, berupa pembuatan pupuk dari bahan sampah makanan sisa limbah rumah tangga. Hingga pembuatan tas hingga sendal dari bahan sampah kering.

“Tidak semua bisa diolah dari kami, khusus untuk pupuk yang menjadi khas. Karena sirkulasi setelah membuatnya bisa digunakan untuk pertanian di sekitar desa,” ucapnya.

Fitriani menjelaskan,dari hasil pertanian urban farming yang dilakukan ibu rumah tangga di desanya, kini sudah menghasilkan pundi-pundi ekonomi.

“hasil pertanian seperti, tanaman kangkung, cabai, hingga ubi-ubian sudah menemukan pasar pembeli. Namun masih pada taraf sekitar desa. Biasanya kita jual dengan sistem open order via whatsapp. Setiap panen selalu habis tanpa sisa,” ujarnya.

Lebih lanjut ujar dia, meski harga sayuran bisa lebih tinggi dari harga pasar. Tanaman yang ditanam dengan organik tanpa bahan kimia tersebut, justru laku dan banyak dicari.

“Saat panen pemesan sudah tau tanaman apa saja yang tersedia, jadi selalu habis terjual. bahkan banyak warga yang merasa harus cepat-cepat order,” ungkap dia.

Dengan kegiatan yang dilakukan KWT pintar tersebut, ujar dia, kini kesadaran mengelola sampah di desanya tumbuh.

“Sekarang semua mulai sadar kalau sampah bisa kita olah dengan baik bisa bermanfaat, minimal di desa tidak ada yang membuang sampah sembarangan. Apalagi sampai membuang ke sungai, kami sedang membangun kesadaran bersama mengenai penanganan masalah sampah sejak dari rumah,” Pungkasnya.(kus)

Loading...

loading...

Feeds