Dua Bulan Warga Warung Cina Rancaekek Kesulitan Akses Air Bersih, Belum Ada Bantuan Pemerintah

POJOKBANDUNG.COM, KAB BANDUNG – Memasuki pertengahan musim kemarau 2023, sejumlah warga Kampung Warung Cina, Desa Linggar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, keluhkan sulitnya memperoleh air bersih untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Saat ini kebutuhan air mereka dipenuhi dari air sungai Cilanang yang ada di sekitar kampung tersebut.


Kejadian kekeringan yang melanda Kampung Warung Cina ini pun bukanlah kejadian pertama yang dialami warga. Kekeringan tersebut dikeluhkan sudah terjadi sebanyak dua kali di dua musim kemarau yang berbeda.

Salah seorang warga yang juga ketua Karang Taruna setempat, Irfan Ramdhani (27) mengatakan kondisi sulit air tersebut sudah dialami oleh warga selama kurang lebih dua bulan terakhir. Kesulitan air yang dialaminya bersama warga lain pun ia akui makin parah dalam dua pekan terakhir.

“Kalau mulai kekeringan ini kurang lebih sudah dua bulan, tapi makin parahnya terjadi dua minggu ke belakang ini,” kata Irfan, Selasa (22/8).

Dirinya menjelaskan, guna memenuhi kebutuhannya akan air, dia dan warga lainnya pun melakukan penyedotan air di Sungai Cilanang menggunakan mesin pompa dan menampung air tersebut di satu kolam bersama. Nantinya air sungai tersebut akan meresap dan mengisi sumur yang ada di rumah milik warga.

“Nyedot air dari sungai paling, nanti ditampung di kolam dan dibiarkan meresap ke sumur. Kalau kondisi airnya bersih atau tidak saya kurang paham, yang pasti keruh karena kecampur sama tanah atau lumpur,” ujarnya.

Dirinya mengaku, hingga saat ini warga belum mendapatkan bantuan penyediaan air bersih dari pemerintah maupun perusahaan terdekat dari lokasinya. Sejauh ini ia bersama warga lainnya hanya mengandalkan dana swadaya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pengisian sumur milik warga tersebut.

“Sekarang si swadaya saja, inisisatif masyarakat gotong royong patungan beli bensin untuk mesin penyedot airnya, kalau dari pemerintah atau perusahaan sendiri belum ada,” kata dia.

Sementara itu, Ketua RT 03 RW 01, Rohmat mengatakan untuk mendistribusikan air bagi masyarakat pihaknya menampung air hasil penyedotan dari sungai Cilanang ke dalam kolam berukuran 15×10 meter dengan kedalaman 60 sentimeter.

“Jadi dari sungai itu ditampung di kolam, biasanya dua atau tiga hari juga sudah surut lagi karena kemarau. Ini juga baru diisi semingguan kemarin sudah habis lagi airnya,” kata Rohmat.

Ia menyebut, jumlah air yang masuk ke dalam kolam penampungan itu pun hanya cukup untuk mengaliri sumur milik warga satu rt saja.  Sementara untuk memenuhi kebutuhan warga di RT lain, ia mengembalikan kepada inisiatif warga saja terkait penyedotan air tersebut.

“Kalau habis paling kita tunggu inisiatif saja dan siapa yang mau nyedotnya, kalau mesin ada, itu inventaris dari ketua RW yang lama,” terangnya.

Menurutnya, saat ini untuk memenuhi kolam milik warga tersebut, ia mengandalkan inisiatif warganya dan mengumpulkan dana secara swadaya untuk membeli BBM bagi mesin pompa tersebut. “Untuk bensin saja sampai kolam penuh itu habis Rp. 150 ribu,” kata dia.

Dirinya berharap, ke depannya pemerintah dapat memberikan bantuan berupa penambahan mesin atau mendistribusikan langsung air bersih bagi warganya. Hal itu mengingat, kondisi kekeringan tersebut baru akan berakhir saat musim penghujan tiba.

“Harapannya agar mesin penyedot air dinsini bisa ditambah karena enggak semua kebagian juga kalau lagi nyedot air dari Sungai. Kalau mesin ada dan banyak, kemungkinkan air bisa didistribusikan ke warga-warga yang mau atau membutuhkan air ini,” harapnya. (rup)

Foto: KERING: Ketua RT 03 RW 01, Rohmat menunjukkan kondisi kolam yang tanahnya pecah-pecah akibat kekeringan yang terjadi selama dua bulan ke belakang, di Kampung Warung Cina, Desa Linggar, Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, Selasa (22/8). PUTRA WAHYU PURNOMO/POJOKBANDUNG.COM

 

Loading...

loading...

Feeds