POJOKBANDUNG.com – Bakal Calon Wali Kota Bandung, Arfi Rafnialdi, menampung aspirasi para pedagang yang tergabung dalam Forum Pedagang Kreatif Lapangan Juara (PKL Juara) di Taman Pers, Jalan Malabar, Kota Bandung, Kamis (20/6/2024).
Ketua Umum Forum PKL Juara, Jeffry H Mantik sangat menantikan Wali Kota Bandung yang baru bisa melanjutkan penataan pedagang kaki lima di sejumlah titik. Menurut Jeffry, dari 16 titik yang sudah ditata oleh pemerintah sebelumnya, masih ada 5 titik yang belum tertata dengan baik.
“Aspirasi yang kita sampaikan ke Kang Arfi yaitu untuk melanjutkan penataan PKL yang sudah berjalan di Kota Bandung ke depannya bisa dapat dilanjutkan karena nasib para PKL ini masih banyak yang belum ditata di pemerintahan ke belakang,” kata Jefrry saat ditemui seusai audiensi, Kamis siang.
Tidak hanya yang belum ditata, Jeffry mengatakan, titik PKL yang sudah ditata pun ada beberapa yang sudah kembali tidak rapi. Jika kembali ditata, lanjutnya, maka bukan tidak mungkin akan memberikan efek positif untuk Kota Bandung.
“Yang sudah ditata mohon diperbaiki lagi seperti Balonggede, komitmennya enggak berjalan harus ditindaklanjuti lagi, Cicadas juga seperti itu. Untuk yang belum ditata banyak seperti Jalan Burangrang, Jalan Naripan dan titik-titik lainnya bisa dilihat dilapangan nanti,” akunya.
Jeffry juga berharap Wali Kota Bandung yang baru bisa mendorong DPRD Kota Bandung untuk meregulasi terkait lokasi-lokasi PKL yang legal sehingga tidak mengganggu keindahan Kota Bandung dan ada ketenangan dalam berdagang.
“Saya mengharapkan pemerintah bisa menindaklanjuti dari undang-undang yang ada. Mudah-mudahan dari wali kota bisa mendorong ke DPRD Kota Bandung agar undang-undang PKL di atas trotoar diperhatikan. Karena Bandung ini sudah terkenal jadi kota kuliner,”tandasnya.
Ari Mulya Subagja Husein, Dewan Pembina Forum PKL Juara menambahkan, selain urusan penataan, dia berharap pemimpin Kota Bandung yang terpilih dalam Pilwalkot Bandung nanti bisa menghidupkan kembali program permodalan kepada PKL.
“Untuk permodalan ke depan butuh perhatian karena kendala dari pedagang yang juga masyarakat adalah permodalan. Nanti juga ke pak wali kami minta diberikan akses permodalan untuk para PKL didalam Forum PKL Juara agar bisa lebih leluasa, bisa berkembang dalam melakukan usahanya,” sambungnya.
Menanggapi aspirasi pedagang, Arfi mengapresiasi peralihan akronim PKL dari menjadi Pedagang Kaki Lima menjadi Pedagang Kreatif Lapangan. Menurut dia, dengan peralihan nama tersebut, sejalan dengan predikat Kota Bandung sebagai Kota Kreatif.
“Yang menarik memaknai PKL ini tidak dengan nama pedagang kaki lima lagi tapi pedagnag kreatif lapangan. Urusan nama ini penting dan ini selaras dengan identitas Kota Bandung sebagai kota kreatif. Identitas kota kreatif kota Bandung di bidang kuliner sudah jadi daya tarik sendiri yang membuat orang mau datang ke Bandung dan kemudian menggerakan roda ekononi Kota Bandung,” ucapnya.
Selain kreatifitasnya, Kota Bandung juga dikenal sebagai kota yang ramah. Untuk itu, ke depan Pemerintah Kota Bandung juga wajib mengedepankan sisi humanis dalam urusan penataan PKL yang kebanyakan menggunakan fasilitas umum seperti trotoar untuk berjualan.
“Di Kota Bandung ada tempat yang siang hari jadi toko malam hari jadi tempat PKL atau sebaliknya, jadi harus dicermati secara detil regulasinya. Pemerintah harus melakukan pendekatan kepada pedangang yang juga kekuatan ekonomi Kota Bandung. Kalau pemerintah menganggap PKL bagian yang sama-sama menguatkan kota, maka pola komunikasi tidak secara represif agresif.
“Identitas warga Kota Bandung ini someah dan itu harus jadi strategi utama birokrasi dalam berkomunikasi dengan PKL baik dalam konteks pembinaan atau penataan. Artinya harus mengedepankan sisi humanis dan inovatif,” tuturnya.
Terkait permodalan, Arfi pun berharap ke depan Progran Kredit Melati yang digulirkan pada masa pemerintahan Ridwan Kamil-Oded M Danial bisa kembali dimaksimalkan dengan bantuan dari Bank Daerah seperti Bank bjb dan Bank Bandung.
“Kita tidak ingin pedagang terjebak rentenir sekarang ini inovasi pinjaman yang non bank jadi lebih mudah, pinjol dibuat mudah sekali sementara kalau kita cermati bunganya memberatkan, ini lah pemerintah harus menberikan inovasi kemudahan agar pedagang biaa mendapatkan pinjaman tidak rumit,” tandasnya.