DPM-Desa Provinsi Jawa Barat, melalui kegiatan Rakor dan Launching PPJ ini mencoba menghadirkan kembali kapasitas kelembagaan Pokjanal Posyandu yang proaktif dalam mengembangkan Posyandu sebagai Lembaga Kemasyarakatan Desa yang sangat strategis dalam, peningkatan Kesehatan dan kesejahteraan keluarga dengan enam program utamanya.
Di mana pada tahun 2021, DPM-Desa Provinsi Jawa Barat telah merekruit 627 tenaga Pendamping Posyandu Kecamatan, 27 (dua puluh tujuh) orang Pendamping Posyandu Juara (PPJ) Kabupaten/Kota dan 3 (tiga) Koordinator PPJ Provinsi. Mereka memiliki tugas dan posisi strategis membantu Pokjanal Posyandu di berbagai tingkatan dalam merumuskan kebijakan Revitalisasi Posyandu guna mencapai 38% Posyandu Strata Mandiri untuk mendukung pencapaian peningkatan Jumlah Desa Mandiri melalui Indeks Desa Membangun dengan Indek Komposit Sosial (IKS).
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, masa depan Indonesia ditentukan oleh generasi-generasi yang lahir di tahun-tahun ini. Menurutnya, mereka akan bertemu tahun 2045 yang mana Indonesia diprediksi akan menjadi negara adidaya, jika generasi mudanya kompetitif dan produktif.
“Mereka diharapkan menjadi mesin negara yang bisa berkarya. Maka anak-anak yang lahir di tahun-tahun ini tidak boleh sampai gagal tumbuh,” jelasnya.
Ridwan Kamil menegaskan, ada empat ciri manusia unggul Jawa Barat. Pertama, Physical Quotient (PQ), yaitu berbadan sehat, bebas stunting, asupan gizi dan olahraga yang baik. Kedua, Intelligence Quotient (IQ), yaitu cerdas, dengan membaca dan belajar. Ketiga, Emotional Quotient (EQ) alias akhlak yang baik dan bisa menjadi teladan. Keempat, Spiritual Quotient (SQ), yaitu yang memiliki landasan spiritual/agama yang baik.
“Untuk urusan posyandu, saya hanya titipkan satu saja kepada para kader, yaitu ciri yang pertama (PQ), dengan harapan dapat menghasilkan bibit unggul, anak-anak Jawa Barat yang berbadan sehat. Itulah kenapa kami memberikan hibah kepada Kabupaten/Kota untuk mengembangkan kelembagaan posyandu,” terangnya.
Sementara itu, Kepala DPM-Desa Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono mengungkapkan,
jumlah posyandu yang tersebar di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat mencapai 52.432 posyandu. 42.238 di antaranya merupakan posyandu desa dan 10.194 merupakan posyandu kelurahan serta jumlah kader sebanyak 311.392 orang yang didampingi 657 Pendamping Posyandu Juara (PPJ) baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota sampai tingkat kecamatan.
“Sementara berdasarkan status strata posyandu, terdapat 0,42 persen posyandu berstrata Pratama, 34,65 persen posyandu berstrata Madya, 38,9 persen posyandu berstrata Purnama dan 33,2 persen posyandu berstrata Mandiri,” imbuhnya.
Kata Bambang, DPM-Desa Jabar telah menetapkan Key Performance Indicator (KPI) PPJ untuk terus mendorong peningkatan status strata posyandu di Jawa Barat. Ada enam KPI bagi PPJ di antaranya, prosentase peningkatan posyandu berstrata mandiri, peningkatan jumlah pelaksanaan rakor pokjanal posyandu, peningkatan jumlah kemitraan pentahelix dalam mengembangkan posyandu, peningkatan jumlah publikasi posyandu, peningkatan jumlah data perkembangan posyandu dan cakupan pengembangan pengolahan data posyandu berbasis sistem informasi.
“Untuk menjaga performance posyandu dalam memberikan pelayanan dasar kesehatan kepada masyarakat, kami salurkan bantuan keuangan yang mencapai Rp78,5 milyar rupiah diperuntukkan bagi operasional 41.822 posyandu desa di wilayah kabupaten dan operasional pokja desa di 5.312 desa,” tuturnya.
“Begitu pula hibah operasional posyandu dengan total Rp26,9 milyar rupiah diharapkan mampu membantu operasional 27 pokjanal posyandu kabupaten/kota, operasional 627 pokjanal posyandu kecamatan dan operasional 645 pokjanal kelurahan serta operasional 10.194 posyandu kelurahan,” tandasnya.
(ymi)