POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Panitia pengawas pemilu (panwaslu) mengigatkan pasangan calon Walikota Bandung menghindari berkampanye di tempat ibadah.
Dengan dimulainya masa kampanye calon Walikota Bandung 15 Februari lalu, Panwas menginginkan tempat ibadah bisa dinetraslisir tanpa embel-embel kampanye model apa pun.
Ketua panwaslu Kota Bandung, Farhatun Fauzziah menjelaskan, larangan berkampanye di tempat ibadah tertulis dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU). Bahkan memasang atribut di tempat ibadah sudah melanggar.
“Dalam PKPU nomor 12 tahun 2016 semua larangan menyangkut bentuk kampanye partai politik apa pun tidak di izinkan,” ujar Fauziah, saat dihubunggi Radar Bandung (grup pojokbandung.com).
Kemudian kata Fauziah, dalam memonitoring semua aktivitas di tempat ibadah, pihaknya menugaskan panwaslu kecamatan untuk turut serta dalam melaporkan semua kegiatan yang dirasa melanggar aturan.
“Dengan bantuan panwaslu kecamatan, ketika terjadi pelanggaran bisa langsung ada laporan, ingat, tetap kami pantau,” terangnya.
Selain itu, Kata Fauziah, keikutsertaan masyarakat dalam pelaporan sangat penting. Menurutnya, beberapa masyarakat terkadang masih banyak yang ragu dalam melaporkan pelangaran pelanggaran.
Seharusnya, kata dia, masyarakat berani melapor. Hal ini akan sangat membantu berjalannya pilkada yang bersih dan tertib.
“Kadang masih banyak yang takut jika melapor, seharusnya jangan takut, karena kami juga pasti akan memeriksa terlebih dahulu,” paparnya.
Masih kata Fauziah, selama masa kampanye, panwaslu akan selalu aktif dalam pengawasan paslon walikota Bandung.
“Kami proaktif dalam pengawasan Paslon saat berkampanye, insyallah semua sudah paham aturan,” sambungnya.
Menurut Fauziah, panwas sudah memiliki jadwal kampanye masing-masing paslon. Hal ini mempermudah melihat pergerakan paslon dalam berkampanye.
“Jadwal kampanye yang di laporkan kepada kami, sangat membantu kami dalam pengawasan,” pungkasnya.
