POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Tradisi ngabuburit sambil bermain egrang kini tampaknya sudah mulai langka. Terlebih, sebagian besar orang terutama anak-anak lebih memilih permainan digital yang lebih canggih.
Akan tetapi, di salah satu daerah tepatnya di Kampung Garung, Desa Cilengkrang, Kabupaten Bandung, masih ada anak-anak yang memainkan egrang untuk mengisi waktu ngabuburit puasanya.
Mereka yang rata-rata masih berusia 8-10 tahun itu tampak asik memainkan salah satu permainan tradisional tersebut.
Ada yang masih belajar menyeimbangkan tubuh, ada juga yang sudah mahir berjalan di atas egrang, yaitu permainan dari sepasang tiang bambu yang bisa dinaiki.
Baca Juga:
Selamat! Ini Pemenang Lomba Menulis Puisi Ramadan Majelis Sastra Bandung
Ramadan, Okupansi Hotel di Lembang Turun 30 %
Berkah di Balik Beduk Ramadan, Harganya Bisa Setara dengan Seekor Sapi!
Tawa riang tatkala ada salah seorang yang terjatuh dari egrang saat mencoba berjalan cepat mewarnai keceriaan anak-anak sore itu.
Seperti diketahui, egrang ini merupakan alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran panjang yang bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan.
Untuk ukuran anak-anak biasanya panjangnya 1,5 meter, sementara untuk anak dewasa 2,5 meter.
“Sengaja saya bikin buat anak-anak, biar nggak main jauh. Kalau ada egrang, anak-anak pasti ngabuburitnya di sekitaran rumah,” ujar Daep (45) yang membuat egrang.
Menurutnya, dengan bermain egrang, anak-anak di daerahnya itu akan terpantau ketimbang bermain keluar jauh dari rumah. Terebih, di kampung Garung merupakan daerah pegunungan.
“Makanya di bulan puasa ini saya sediakan egrang di rumah. Selain melatih mental berpuasa anak-anak, saya juga mengajarkan bagaimana mempertahankan permainan tradisional,” pungkasnya.