POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat, Jalan Dalem Kaum, Bandung, menjadi jejak Islam peninggalan masa lalu yang hingga kini masih berdiri agung.
Tiap Ramadan, masjid di jantung Kota Bandung ini selalu penuh oleh pengungunjung yang ngabuburit atau menunggu waktu buka puasa. Masjid ini dilengkapi dua menara jangkung yang bisa menjadi wisata “langut”, memandang Bandung dari ketinggian.
Nah, sambil ngabuburit, ada baiknya mengenal sejarah masjid yang sebelumnya bernama Masjid Agung. Masjid ini didirikan pertama kali pada tahun 1812.
Awalnya dibangun dengan bentuk bangunan panggung tradisional yang sederhana, bertiang kayu, berdinding anyaman bambu, beratap rumbia dan dilengkapi sebuah kolam besar sebagai tempat mengambil air wudu.
Pada tahun 1826 dilakukan perombakkan terhadap bangunan masjid dengan mengganti dinding bilik bambu serta atapnya dengan bahan dari kayu.
Perombakan dilakukan lagi tahun 1850 seiring pembangunan Jalan Asia Afrika. Kemegahan Masjid Agung Bandung saat itu diabadikan dalam lukisan pelukis Inggris.
Bangunan masjid kembali mengalami perubahan pada tahun 1875 dengan penambahan pondasi dan pagar tembok yang mengelilingi masjid.
Kemudian pada 1900, sejumlah perubahan dilakukan, antara lain pembuatan mihrab.
Pada tahun 1930, perombakan kembali dilakukan dengan membangun pendopo sebagai teras masjid serta pembangunan dua buah menara pada kiri dan kanan bangunan.
Puncak menara berbentuk persis seperti bentuk atap masjid sehingga semakin mempercatik tampilan masjid.
Perubahan besar-besaran pada Masjid Agung Bandung dirancang oleh Presiden RI pertama, Soekarno. Perubahan total itu antara lain, kubah yang sebelumnya berbentuk “nyungcung” menjadi kubah persegi empat bergaya timur tengah seperti bawang.