Kisah Cinta Herman, Ikhlas Nikahi Wanita Tuli, Buta, Bisu dan Lumpuh Demi Khadijah

POJOKBANDUNG.com- NYARIS semua orang menginginkan pasangan yang sempurna secara fisik dan mental. Akan tetapi, ada seorang pria mualaf tampan yang menikahi wanita buta, tuli, bisu dan juga lumpuh.

Dia adalah Herman. Pemuda blasteran Indonesia-Belanda. Berpostur tinggi, kulit putih bersih dan mata cokelat muda, ditambah tutur kata dan sikapnya yang santun, membuat kaum hawa yang memandangnya pasti langsung jatuh hati.

BACA: Film Iqro Laris Diputar di Eropa, Tampilkan Wajah Islam yang Damai

Bahkan, pemuda yang pernah tinggal di Belanda ini memilih menjadi seorang mualaf. Dia berjanji kepada ibunya untuk serius memperdalam ilmu agama Islam.

“Usiamu sudah menginjak 28 tahun putraku. Kapan engkau akan menikah? Ayah dan ibumu pasti sudah tidak sabar menimang cucu. Kakek dan nenek juga tidak sabar melihat cicit yang sangat lucu,” ucap neneknya membuyarkan lamunan Herman dengan membawa secangkir kopi dan pisang goreng yang pastinya cukup asing di lidah barat cucunya.

BACA: Mau Nonton Bareng Film Iqro? Caranya Gampang

“Sabar grandmother (nenek) yang cantik dan awet muda. Herman ingin mendapatkan wanita saleha yang tidak hanya cantik secara paras. Tapi juga saleha, memiliki ilmu agama yang tinggi. Sehingga bisa menyempurnakan keimananku,” ucap Herman meyakinkan sambil menggoda nenek kesayangannya.

Herman yang datang ke Samarinda, Kalimantan Timur untuk mengunjungi kakek dan neneknya itu, selama setahun sebelumnya sempat tinggal bersama ibunya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Singkat cerita, sebulan berlalu semenjak berada di Samarinda Seberang, Herman bertemu dengan Khadijah, anak seorang Camat Samarinda Seberang, Ansarullah yang terkenal cantik dan taat beribadah.

Melihat kesabaran, kesantunan yang didukung paras cantik, Khadijah mampu membuat Herman jatuh cinta. Tiga bulan saling kenal, membuat pria tampan tersebut ingin meminang Khadijah.

“Demi Allah aku jatuh cinta kepadamu Khadijah. Aku ingin engkau menjadi pendampingku. Karena aku tidak melihat gadis saleha sepertimu di Kampung Ketupat ini. Yang berparas cantik sangat banyak. Tetapi yang bisa menjadi pendamping dan menyempurnakan imanku rasanya hanya engkau. Izinkan aku menemui orangtuamu dan meminangku Khadijah,” kata Herman kepada Khadijah usai menjalankan sholat magrib bersama di masjid.

loading...

Feeds