Moderasi: Keutuhan Sejarah Islam Semakin Tenggelam

Bunda Literasi Jawa Barat Netty Heryawan saat menjadi narasumber Sekolah Ramah Anak Sebagai Rumah Kedua dan Sekolah Tanpa Kekerasan, di SMAN 10 Bandung

Bunda Literasi Jawa Barat Netty Heryawan saat menjadi narasumber Sekolah Ramah Anak Sebagai Rumah Kedua dan Sekolah Tanpa Kekerasan, di SMAN 10 Bandung

“JASMERAH; Jangan Sekali-kali meninggkalkan sejarah,” adalah semboyan yang terkenal yang diucapkan oleh Ir. Soekarno dalam pidato terakhirnya pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1966. Sejarah bukan hanya sebagai pengingat atau sekadar mengenang suatu kejadian di masa lalu. Namun lebih dari itu, sejarah meninggalkan banyak hikmah dan pelajaran bagi generasi penerus di masa kini dan mendatang.

Saat ini, kampanye moderasi Islam di sekolah semakin massif. Selain moderasi terkait seragam sekolah, pengajaran sejarah dan kebudayaan Islam kini dianggap menjadi hal yang penting untuk dimoderasi.

Seorang guru mata pelajaran SKI diminta untuk mengelaborasi bagaimana sikap dan perilaku umat Islam saat itu. Melihat dari kacamata seorang direktur guru dan tenaga kependidikan madrasah, Muhammad Zain, ia mencontohkan tentang materi kejayaan Islam di Spanyol. Zain, pada kamis (25/02.2021) mengatakan “Kebesaran Islam di Spanyol berjaya selama 750 tahun karena para ulama dan muslim Spanyol kala itu mempraktikkan Islam yang inklusif, terbuka dan toleran.” Namun, pernyataan tersebut merupakan pernyataan yang sesuai dengan perspektif liberal. Dan secara tidak langsung, perlahan namun pasti, ini menjadi upaya penyesatan orientasi pengajaran materi sejarah.

“Sampaikan kepada peserta didik, fakta sejarah yang komprehensif agar siswa memahami sejarah Islam masa lalu secara utuh,” lanjutnya. Menyikapi pernyataan tersebut, jika benar ingin mengajarkan sejarah secara komprehensif, semestinya mengajarkan sejarah secara utuh, tidak mendistorsi materi sejarah kekuasaan Islam secara utuh, termasuk sejarah kejayaan Islam, yaitu khilafah yang berjaya berabad-abad lamanya.

Moderasi beragama yang mengikuti perspektif dan tujuan liberalisme, hanya akan meneggelamkan keutuhan sejarah Islam. Umat Islam secara perlahan akan tidak mengenal identitasnya sendiri sebagai pemeluk agamanya, bahkan membenci ajaran agamanya sendiri. Ini sangat berbahaya dan harus diwaspadai. Karena rancangan sistematis ini akan terus digulirkan untuk mencegah kembalinya kejayaan Islam di bumi ini.

Maka, dipundak generasi Islamlah tanggung jawab ini menjadi beban yang besar. Berbagai narasi moderasi Islam yang digulirkan rezim wajib dijawab dengan lantang oleh generasi Islam pengemban dakwah dengan seperangkat pemahaman sahih dan komprehensif tentang Islam kafah. Agar upaya untuk meneggelamkan keutuhan sejarah Islam tidak terus berlanjut.

Adapun hasil dalam upaya penegakkan Islam kafah ini, Allah Swt. lah yang akan menjawab dan menetapkan waktunya.

Wallaahu a’lam bishshawab.

Oleh

Widya Amidyas Fillah | Pendidik Generasi

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …