Tujuh Korban Longsor di Cipongkor Akhirnya Bisa Teridentifikasi

TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/RADAR BANDUNG 

Sejumlah petugas SAR gabungan melakukan evakuasi korban tertimbun longsor akibat gempa di Jalan Puncak Cipanas, Cugenang, Kabupaten Cianjur.

TAOFIK ACHMAD HIDAYAT/RADAR BANDUNG Sejumlah petugas SAR gabungan melakukan evakuasi korban tertimbun longsor akibat gempa di Jalan Puncak Cipanas, Cugenang, Kabupaten Cianjur.

POJOKBANDUNG.com, CIPONGKOR, – Sebanyak tujuh jasad korban longsor di Kampung Gintung RT3/7, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat berhasil teridentifikasi oleh petugas DVI Polda Jawa Barat.


Berdasarkan data Basarnas menyebut, ketujuh korban yang telah berhasil diidentifikasi tersebut yakni Sifa (8), Sulastri (32), Diki Saputra (4), Aam (50), Nabila (5), Dadi (58), dan Eras (50)

Seperti diketahui, sebanyak empat korban telah berhasil dievakuasi oleh petugas SAR Gabungan pada hari kedua dan tiga korban lainnya ditemukan di hari ke empat pencarian korban.

Hingga saat ini petugas gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap tiga jasad lainnya yang dilaporkan hilang pada saat terjadinya bencana tanah longsor pada Minggu (24/3/2024) lalu.

Kepala Seksi Operasi dan Siaga, Kantor SAR Bandung, Supriono menjelaskan, ketiga korban yang ditemukan pada hari ke empat tersebut teridentifikasi usai dibawa ke RSUD Cililin.

“Tiga korban longsor yang ditemukan pada hari ke empat itu yakni Eras (50), Dadi (48), dan seorang anak bernama Nabila yang merupakan cucu Eras,” katanya.

Ia menambahkan, Tim SAR Gabungan juga sudah menemukan 4 jenazah korban yakni, Lastri (20), Nurlatifah (8), Diki Saputra (4), dan Aam (55). Sehingga dari 10 korban yang tertimbun.

“Tiga korban lainnya, yakni Encep (60), dan Opin (45) belum ditemukan. Untuk korban diduga Aji (2) yang sebelumnya ditemukan di Sungai Citarum belum dimasukkan ke dalam label jasad korban lantaran belum teridentifikasi,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, para petugas tidak dapat melakukan identifikasi melalui sidin jari para korban karena kondisi jasad yang sudah tidak baik.

“Kalau sidik jari sudah tidak dikenali oleh tim DVI artinya rusak, padahal sidik jari itu untuk identifikasi dan menentukan siap korban tersebut,” katanya.

Ia menegaskan, kondisi jasad para korban saat ditemukan memang dalam kondisi memprihatinkan yakni sudah dalam kondisi membusuk. Terlebih jasad yang ditemukan di hari keempat.

“Udah membusuk, karena korban tertimbun material tanah dan air, sehingga proses pembusukannya tinggi, apalagi saat masuk hari kelima,” tandasnya. (kro)

Loading...

loading...

Feeds