POJOKBANDUNG.com – Bagi masyarakat urban, olahraga menjadi rutinitas yang selalu dilakukan meski pada bulan Ramadan. Kondisi kesehatan selalu dituntut prima, apalagi ibadah puasa saat ini memasuki tahun kedua pada masa pandemi. Untuk itu, agar tubuh tetap fit, perlu merutinkan aktivitas kebugaran yang ringan dan fun.
Dosen Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) Unesa Awang Firmansyah mengatakan, banyak cara untuk membuat tubuh tetap bugar meski puasa. Tentu bukan tanpa alasan mengapa banyak pakar kesehatan tetap menganjurkan sehat selama puasa. Terlebih, untuk masyarakat urban yang memiliki rutinitas menggunung.
”Perlu sekali. Itu penting menjaga tubuh tetap fit,” kata Awang Kamis lalu (22/4). Aktivitas olahraga untuk kaum urban memiliki beberapa ciri khas. Selain mengikuti tren, olahraga dilakukan karena kemauan atas target tertentu.
Menurut head of sports science Kinetic X itu, jenis olahraga selama puasa yang dapat dilakukan dengan fun, antara lain, yoga, dynamic stretching, dan strength training.
Selain itu, ada latihan aerobik seperti jalan cepat, joging, bersepeda, dan berenang.
”Kalau berenang di tempat umum memang pengecualian. Kalau pandemi, mending berolahraga di rumah,” jelasnya. Dia mencontohkan salah satu gerakan yoga yang bisa dilakukan adalah warrior 1. Beberapa gerakan yoga, strength training dan dynamic stretching, itu bermanfaat untuk meregangkan otot, meningkatkan mobilitas, meningkatkan kekebalan tubuh, dan menghilangkan kecemasan.
Untuk strength training, latihan tersebut ideal bagi mereka yang ingin meningkatkan kekuatan tubuh dan membentuk otot. Karena itu, strength training memiliki fokus pada gerakan mengangkat atau menarik. Misalnya, push-up, angkat barbel, atau split squat.
Lalu, ada lagi gerakan olah tubuh yang dapat dilakukan di rumah selama puasa, khususnya untuk kaum urban. Yakni, dynamic stretching. Gerakannya sederhana dan mudah dipelajari. Misalnya, quadruped thoracic rotation yang berfungsi meregangkan tubuh bagian atas agar dapat digunakan secara optimal. Mobility juga penting seperti gerakan hip 90-90.
”Semua itu bisa dilakukan di rumah. Apalagi saat puasa. Bisa sekali. Asal teratur, terukur, dan kontinu,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, terukur itu termasuk dalam bagian dari pemanasan, mengukur batas denyut nadi, serta melakukan latihan inti dan pendinginan. Dengan begitu, berolahraga selama puasa tetap sesuai dengan kondisi tubuh. ”Lebih baik berolahraga 5 menit setiap hari dalam seminggu. Daripada 1 minggu olahraga 60 menit dalam sehari,” tuturnya.
Untuk waktu yang tepat melakukan olahraga selama puasa, menurut Awang, ada beberapa alternatif. Yakni, sore pukul 16.00–17.00. Alternatif kedua, jam setelah berbuka, yakni pukul 20.00. ”Pas malam itu bisa juga karena tubuh sudah memiliki asupan makanan. Jangan terlalu berat, nanti bisa suduken,” lanjutnya, lantas terbahak.