Pencanangan Sekolah Siaga Kependudukan kepada Generasi Penerus

PIDATO: Plt Walikota Cimahi Ngatiyana dalam menghadiri pencanangan Sekolah Siaga Kependudukan, Selasa (30/3/2021) (foto: IST)

PIDATO: Plt Walikota Cimahi Ngatiyana dalam menghadiri pencanangan Sekolah Siaga Kependudukan, Selasa (30/3/2021) (foto: IST)

POJOKBANDUNG.com, CIMAHI – Sekolah dan guru memainkan peran strategis dalam menyosialisasikan masalah kependudukan kepada generasi penerus.


Demikian diutarakan Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Cimahi Ngatiyana saat menghadiri pencanangan SMP Negeri 5 dan SMA Negeri 6 sebagai Sekolah Siaga Kependudukan Percontohan di Kota Cimahi, Selasa (30/3/2021).

Ngatiyana mengatakan, pencanangan sekolah siaga kependudukan percontohan ini merupakan upaya pemerintah dalam menyikapi datangnya era bonus demografi di Indonesia, yang ditandai dengan semakin tingginya persentase jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).

Bonus demografi ini harus disikapi secara cermat, karena di saat bersamaan masih banyak persoalan kependudukan yang menghambat proses pembangunan di Indonesia.

Antara lain adalah rendahnya tingkat pendidikan sebagian besar penduduk, tingginya laju pertumbuhan penduduk yang memicu pengangguran serta rendahnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

“Jadi pencanangan Sekolah Siaga Kependudukan ini pada dasarnya untuk mengerem yah, jangan sampai kependudukan ini terlalu padat, sehingga menimbulkan banyak pengangguran karena lapangan kerjanya juga tidak ada,” kata Ngatiyana.

Menurut dia, hal tersebut akan membuat permasalahan baru apabila tidak ditanggulangi dengan baik. Oleh karena itu, lanjut dia, datangnya era bonus demografi ini harus ditindaklanjuti dengan penyiapan generasi muda.

Apalagi, realitanya saat ini masih banyak persoalan penyakit sosial yang menghinggapi kalangan remaja. Khususnya terkait dengan pergaulan bebas atau sex bebas, pernikahan anak usia dini atau pernikahan dibawah usia ideal, penyalahgunaan narkoba, LGBT, kurangnya life skills dan soft skills, serta keterasingan dalam keluarga.

“Semua permasalahan ini nyata terjadi di tengah masyarakat, sehingga perlu adanya pencanangan ini, dengan memasukkan materi kependudukan ke dalam kurikulum untuk memberikan pembelajaran kepada peserta didik,” katanya.

“Agar dapat menghindarkan dirinya dari berbagai permasalahan tadi, sekaligus mendorong mereka untuk tumbuh dan berkembang menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas, memiliki pengetahuan, pemahaman dan kesadaran serta sikap dan perilaku berwawasan kependudukan,” tandas Ngatiyana.

(bie/b)

Loading...

loading...

Feeds