POJOKBANDUNG.com, BANDUNG– Drma panjang soal status kompetisi 2020/2021 terjawab sudah. Kemarin (20/1) melalui rapat exco virtual, PSSI memutuskan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020/2021 resmi dihentikan. Tidak ada juara dan tidak ada tim yang akan terdegradasi.
Ketua Umum PSSI Moch Iriawan mengatakan keputusan ini sudah sangat bulat. Dari hasil kesepakatan bersama anggota exco, berdasarkan masukan dari klub peserta Liga 1 dan Liga 2.
PSSI memutuskan status kompetisi Liga 1 dan 2 2020/2021 resmi dihentikan.
Berat? Pasti. Apalagi, sejak dihentikan pada Maret tahun lalu akibat pandemi Corona klub-klub sudah tertatih-tatih untuk optimis melanjutkan kompetisi.
Tiga kali mengalami penundaan karena tidak mendapat izin keramaian kepolisian membuat mayoritas klub berteriak dan meminta PSSI segera memutuskan status kejelasan kompetisi.
Nah, Iwan Bule-sapaan akrabnya, menuturkan alasannya tidak ada tim yang layak juara dan terdegradasi, khususnya untuk Liga 1.
Menurutnya, kompetisi baru berjalan tiga pekan, Persib Bandung yang memimpin puncak klasemen Liga 1 2020, pascadihentikannya kompetisi tidak bisa dianggap juara karena untuk setengah musim turnamen saja jalannya masih cukup panjang.
Anggota Exco PSSI Hasani Abdulghani juga membenarkan. Menurutnya, tidak bisa berjalannya kompetisi bukan salah PSSI, PT LIB, maupun klub. Bukan pula salah kepolisian yang tidak mau memberikan izin.
“Tapi karena situasi pandemi. Ini dalam keadaan force majeure, alam yang menyebabkan ini semua terjadi,” jelasnya.
Hasani menuturkan dalam rapat exco kemarin tidak ada jajak pendapat untuk memutuskan menghentikan kompetisi, tidak seperti rapat exco sebelumnya ketika memutuskan penundaan kompetisi sehingga melahirkan dua kali Surat Keputusan PSSI.
“Karena semua anggota sudah sepakat untuk sama-sama mendengarkan aspirasi dari klub. Yang meminta kompetisi dihentikan saja, lalu fokus ke musim baru,” paparnya.
Kemungkinan kompetisi mulai bulan Mei
Hasani menambahkan ada juga pembahasan kompetisi baru dalam rapat exco kemarin. Kompetisi baru ini kemungkinan bisa mulai Mei mendatang. Beberapa hari setelah Idul Fitri.
“Itu juga aspirasi dari klub, dan kami menganggap itu yang paling logis saat ini. Bukan Maret untuk kompetisi baru karena sangat mepet,” ucapnya.
Nah, hasil dari keputusan menghentikan kompetisi kemarin nantinya akan dibahas dalam Kongres Tahunan PSSI pada 26 Februari.
Klub-klub juga akan kembali mendapat izin untuk membarui masukan bagaimana konsep kompetisi musim 2021. “Termasuk Liga 3. Kalau bicara kompetisi, tentu semua kasta ya,” ungkapnya.
Keputusan memulai kompetisi baru sekitaran Mei juga bukan tanpa sebab. Menurutnya, waktu itu juga sangat tepat melihat program vaksinasi yang sedang Pemerintah saat ini lakukan.
“Sekarang kan yang vaksinasi masih prioritas. Maret besok baru mulai masyarakat. Puncaknya nanti Lebaran apakah penyebaran Corona naik atau tidak. Dari situ bisa terlihat apakah bisa menggelar sepak bola-nya,” ungkapnya.
LIB juga ia katakan bisa berbenah. Termasuk soal komunikasi dengan kepolisian masalah perizinan. Klub-klub tentu tidak mau lagi ‘tertipu’ seperti sebelumnya ketika di-PHP soal lanjutan kompetisi.
“Caranya bagaimana? Harus buktikan kalau kompetisi musim baru nanti benar-benar bisa menerapkan protokol kesehatan. Yaitu dengan ada test case,” tegasnya.
Test case itu adalah adanya turnamen pramusim. Waktu yang panjang sangat memungkinkan LIB bisa menyiapkannya.
“Kan kalau melanjutkan kompetisi tidak mungkin bisa ada test case seperti itu. Kalau nanti turnamen pramusim mendapat izin sudah pasti kompetisi juga mendapat izin,” jelasnya.
KONTEN PROMOSIMgid
Gadis ini berusia 53 tahun. Ditemukan resep peremajaan wajah
Anda wajib minum ini! Agar tensi 120/80 dan pembuluh darah bersih
Siswi Jenius Jakarta Temukan Obat Bakar Lemak 7 Kg Sehari
Bagaimana Cara Mengembalikan Penglihatan 100% tanpa Operasi?
Jika ada turnamen pramusim, kemungkinan kompetisi baru akan mulai Juli atau Agustus. Jika itu benar, kompetisi Indonesia akan memulai langkahnya bebarengan dengan kompetisi Eropa.
“Seperti yang selalu saya bilang, banyak keuntungan jika kompetisi di Indonesia bareng di Eropa. jadwal FIFA Matchday hingga bursa transfer yang sama membuat klub-klub bisa mendapatkan pemain asing terbaik nantinya,” paparnya.
PT LIB lobi pemerintah
Sementara itu, Direktur Utama LIB Akhmad Hadian Lukita mengatakan pihaknya siap menjalankan amanat dalam rapat exco.
Artinya, mulai fokus untuk menyiapkan kompetisi baru. “Kami akan siapkan semuanya. Termasuk semua kemungkinan, turnamen pramusim itu salah satu contohnya,” terangnya.
Pihaknya juga tetap mencoba melobi pemerintah agar peserta Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 mendapatkan jatah vaksin.
Walaupun memang, Kemenpora sudah menegaskan hanya memberi 178 vaksin saja untuk PSSI. Itu pun ruang lingkupnya hanya untuk Timnas Indonesia saja.
“Sekarang harus usahakan sekuat tenaga vaksinasi ini. Kalau seumpama bisa dapat meski dengan cara membeli, LIB akan menanggung itu semua,” tuturnya.
Pelatih Persib Bandung Robert Alberts berharap rapat exco tidak hanya membahas Liga 1 dan Liga 2. Piala Indonesia juga harus ada pembicaraan dan wajib musim ini.
Alberts melihat mayoritas tim tidak pernah menyinggung soal adanya Piala Indonesia. Padahal, ajang itu sangat penting untuk nilai kompetisi.
“Ini juga jalan bagi klub untuk masuk ke AFC Cup. Karena di negara lain, ini jadi turnamen terpenting setelah liga,” pungkasnya.
(rid/pra/ali/radarbandung)