POJOKBANDUNG.com, KEHADIRAN jungkat-jungkit itu memungkinkan anak-anak dari dua negara tersebut bisa bermain bersama. Semua orang di perbatasan itu pun tertawa lepas tanpa beban.
Dilaporkan The People, Ronald Rael, profesor arsitek di University of California, Berkeley, dan Virginia San Fratello, profesor desain di San Jose State, memikirkan ide itu sejak 2009. Ronald dan Virginia terngiang ide konsep `Tembok Teertotter` antara AS dan Meksiko.
Ronald dan Virginia kemudian mengeksekusi ide itu pada Senin, 29 Juli 2019. Ronald menjelaskan betapa berartinya menyaksikan orang-orang dari kedua sisi perbatasan bermain bersama di sebuah teertotter, nama lain untuk jungkat-jungkit.
“Salah satu pengalaman paling luar biasa dari karier saya dan @vasfsf menghidupkan kembali gambar-gambar konseptual Tembok Teetertotter dari 2009,” tulisnya.
Dalam video yang dibagikan, tampak orang-orang dari kedua negara tertawa dan berbicara.
Foto lain menawan menunjukkan hampir semua yang ada di daerah itu, termasuk dinding perbatasan yang besar, seperti warna kusam coklat dan abu-abu. Tapi, jungkat jungkit itu menjadi pembeda karena warna merah muda yang cerah.