POJOKBANDUNG.com, CISARUA – Pagelaran Festival Musik Bambu se-Jawa Barat yang digelar kedua kalinya oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat (KBB), ini berpotensi menjadi festival berskala nasional.
Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna mengatakan, festival seperti ini belum pernah digelar di kabupaten/kota lain di Jawa Barat, sehingga memiliki keunikan yang diyakini dapat mengangkat kreativitas seniman bambu serta nama KBB di tingkat nasional.
“Ini sesuatu yang berbeda, unik, bisa jadi daya tarik, dan menarik karena di kabupaten/kota lain di Jawa Barat, bahkan mungkin di Indonesia tidak ada festival semacam ini. Makanya ini harus didorong agar skalanya tidak hanya Jawa Barat, tapi bisa tingkat nasional bahkan internasional,” kata Umbara seusai membuka Festival Musik Bambu Kedua se-Jabar Tahun 2019 di Dusun Bambu, Cisarua, KBB, Sabtu (27/7/2019).
Dia yakin, keunikan festival bambu bisa menarik wisatawan baik lokal ataupun mancanegara untuk datang. Oleh karena itu, pada penyelenggaraan tahun depan, Disparbud KBB harus membuat konsep festival berskala nasional dengan mengundang seniman bambu dari seluruh daerah di Indonesia, termasuk dikombinasikan dengan menghadirkan kuliner, fesyen, handycraft, dan lain-lain.
Menurutnya, pemerintah daerah siap mendukung dalam hal pendanaan, namun bisa juga menggandeng pihak swasta atau dukungan dari Kementerian Pariwisata. Goal dari upaya ini, kata Aa Umbara, agar nama KBB dikenal secara nasional dan berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dari banyaknya banyaknya wisatawan yang datang. Rencana ini diyakini bisa booming mengingat Pemda KBB juga tahun depan akan meluncurkan 10 destinasi wisata baru di bulan Agustus atau September.
“Nanti agendanya bisa saja dibarengkan dengan launching 10 destinasi wisata baru. Karena jujur saja, festival ini unik karena kalau hari jadi semua daerah juga memperingatinya. Konsep dari sekarang, semua perajin bambu kumpulkan, buat alat yang lebih banyak lagi, supaya bisa menampilkan orchestra alat musik yang semuanya terbuat dari bambu,” bebernya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan KBB, Sri Dustirawati menyambut baik dorongan festival musik bambu agar naik kelas menjadi event berskala nasional. Untuk festival tingkat Jabar saja, kata Sri, ada 18 kabupaten/kota yang mengirimkan perwakilannya, di antaranya Indramayu, Bogor, Tasikmalaya, Bekasi, Karawang, Garut, Sukabumi, Cimahi, dan lainnya.
Melalui dukungan dari unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lain serta pemerintah provinsi dan pusat, event tahunan ini bisa menjadi event nasional serta ikon baru KBB.
“Tahun depan bisa saja digelar bersamaan pada Hari Pariwisata Dunia tanggal 27 September. Konsep yang terbayang selain festival musik bambu, juga ditampilkan keunikan wisata lain seperti kuliner, fesyen, kerajinan. Serta menampilkan foto-foto objek unggulan wisata di KBB seperti Curug Malela, Lembang Dano, dan lain-lain,” sebut Sri.
Sementara GM Dusun Bambu, Endy Tjahyadi mengaku, cukup bangga mendapatkan kepercayaan menyiapkan venue Festival Musik Bambu 2019. Bahkan, jika tahun depan skalanya ditingkatkan menjadi nasional, pihaknya juga siap menyediakan ruang terbuka yang bisa menampung hingga 3.000 penonton.
Apalagi, kata dia, Dusun Bambu selalu konsern terhadap kelestarian seni budaya dan kesenian berbahan dasar bambu, sehingga dapat berkontribusi terhadap festival ini.
“Saat ini kami sedang membangun Kampung Budaya lengkap dengan amphitheather yang mampu menampung 3.000 penonton. Jadi tahun depan kami pun siap menggelar Festival Musik Bambu dengan peserta yang lebih banyak lagi dari seluruh Indonesia,” katanya.