Edukasi Penyakit Autoimun Harus Dilakukan Secara Massif

Direktur Marisza Cadoba Foundation, Marisza

Direktur Marisza Cadoba Foundation, Marisza

“Indonesia sampai saat ini belum punya data pengidap autoimun. Tapi di Amerika sudah ada data, bahwa 20% atau sekitar 50 juta jiwa menjadi pengidap penyakit autoimun. Untuk pengobatannya menghabiskan anggaran kesehatan negara cukup besar,” katanya.

Ia berpendapat, bisa jadi angka pengidap autoimun tidak jauh berbeda. Untuk menegakan diagnosa awal itu butuh biaya pemeriksaan cukup mahal. Relatif tidak bisa disentuh oleh masyarakat menengah ke bawah.

“Pemeriksaan awal saja sudah Rp1,9 juta dan tidak ditanggung BPJS (Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial Kesehatan). Kalau mau pemeriksaan sampai tuntas, biayanya bisa mencapai Rp10 juta. Itu yang kami suarakan melalui gerakan ini sehingga topik autoimun ini semakin mengemuka dan kami jadi punya kekuatan untuk bisa mendorong BPJS Kesehatan menggratiskan diagnosa awal terhadap pengidap autoimun,” ujar dia.

Co-founder dan Direktur Firda Athira Foundation Firda Athira Azis mengatakan, Firda Athira Foundation bersedia terlibat dalam kegiatan ini, karena sebagai generasi milenial atau langgas harus berpikir untuk ikut andil dan peduli terhadap penyakit autoimun.

Apalagi penyakit autoimun sebagian besar penderitanya adalah perempuan dan anak-anak. Kegiatan ini sesuai visi misi Firda Athira Foundation, yaitu untuk anak-anak marginal.

“Saya melihat dukungan pemerintah terhadap para pengidap autoimun masih rendah. Sebab pendataan jumlah pengidap autoimun saja belum ada ya. Dengan kegiatan ini saya harap BPJS Kesehatan bisa meng-cover atau menggratiskan biaya diagnosa awal bagi pengidap autoimun yang mencapai Rp1,9 juta,” kata Firda.

(fid)

loading...

Feeds