POJOKBANDUNG.com, CIPONGKOR – Sebagai bentuk implementasi program KKNM tematik Citarum Harum di sektor 9, Universitas Nurtanio bersama mahasiswa melakukan uji terbang pesawat drone.
Hal itu untuk mempermudah evaluasi pencemaran sungai Citarum. Hasil dari uji terbang drone pabrikan tersebut, dirasa kurang optimal.
Penangungjawab KKNM Tematik Citarum Harum yang juga Rektor Universitas Nurtanio Bandung Suparman S.T., M.M melalui Wakil Ketua 1 Program KKNM Tematik Citarum Harum, Wieky Rusmanto S.Sos., M.Si, mengatakan, hal ini dikarenakan angin dan bentuk cekungan sungai Citarum menyebabkan pesawat drone tidak dapat berfungsi optimal.
”Solusi yang dilakukan dalam rangka mengembangan teknologi tersebut Universitas Nurtanio antara dosen dan mahasiswa mengembangkan pesawat drone rakitan yang khusus dibuat sesuai dengan kondisi yang ada di sungai Citarum,” katanya, Kamis (31/1/2019).
Drone yang dibuat menggunakan lengan dan bentuk yang lebih panjang. Hal ini dilakukan agar drone dapat menghasilkan gambar yang lebih stabil dan terbang lebih tinggi.
”Upaya perbaikan dan penyempurnaan terhadap alat tersebut terus dilakukan sebagai bentuk pengabdian Universitas Nurtanio terhadap keberhasilan pelaksanaan program KKNM Citarum Harum di Sektor 9 Kecamatan Cipongkor,” sambung Wakil Ketua II KKNM Tematik Citarum Harum Universitas Nurtanio Bandung, Devi Aditiawarman S.T..
Pelaksanaan program kuliah kerja nyata mahasiswa merupakan bentuk dari pelaksanaan Tridarma perguruan tinggi. Universitas Nurtanio Bandung selaku perguruan tinggi yang peduli akan permasalahaan yang terjadi di kawasan sungai Citarum.
”KKNM Tematik Citarum Harum merupakan salah satu dukungan dari Mentri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang memfasilitasi keikutsertaan insan akademis dalam menciptakan inovasi pengendalia DAS Citarum. Hal ini sebagaimana disampaikan didalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No.15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum. Pelaksanaan KKNM pada dasarnya mengacu kepada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pada pasal 20 ayat 2 menyatakan bahwa : “Perguruan Tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat,” ujar Dosen Senior Universitas Nurtanio Bandung yang juga tergabung dalam tim KINI Tematik Citarum Harum, Dr. Lies Banowati S.T., M.T.
Universitas Nurtanio Bandung sebagai perguruan tinggi yang bercirikhaskan kedirgantaraan memiliki tanggung jawab moril terhadap keberhasilan pelaksanaan KKNM Tematik Citarum Harum.
”Hal ini dikarenakan salah satu kampusnya berada tepat di pinggir sungai citarum. Kontribusi yang ditawarkan adalah pemanfaatan drone yang merupakan hasil pengembangan tim dari Fakultas Tehnik Universitas Nurtanio Bandung sebagai alat monitoring pencemaran yang ada di wilayah sungai Citarum,” kata Dekan FISIP Universitas Nurtanio Bandung, Dr. Dra. Hj. Atik Rochaeni M.Si.
Hj Atik juga menambahkan, hal ini dirasa lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan harus menggunakan tenaga manusia dalam memonitoring kondisi sungai Citarum.
”Konsep lainnya juga dengan mengembangkan inovasi dalam hal pemanfaatan sampah khususnya sampah organik dan gulma eceng gondok yang memiliki banyak manfaat. Khusus untuk penanganan sampah plastik dan sampah lainnya akan disosialisasikan teknologi tepat guna yang mampu mengubah bentuk sampah menjadi hal lain yang lebih bermanfaat,” pungkas Hj. Atik.
(azm/pojokbandung)