Potensi Jagung Cipongkor Luar Biasa, Satu Kali Panen 1.200 Ton

Penyerahan alat pemipil jagung dari Universitas Nurtanio Bandung di Cipongkor KBB.Foto:Istimewa

Penyerahan alat pemipil jagung dari Universitas Nurtanio Bandung di Cipongkor KBB.Foto:Istimewa

POJOKBANDUNG.com, CIPONGKOR – Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Mandiri (KKNM) sebagai wahana pengabdian masyarakat diharapkan dapat mengembangkan kemampuan praktis mahasiswa dalam menyerap keahlian yang ada di kampus yang lalu ditransformasikan di masyarakat.

”Pelaksanaan KKNM Mahasiswa Tematik Citarum Harum Universitas Nurtanio Bandung dengan topik Pemanfaatan Iptek   dan Implementasi Model Inovasi Bisnis dalam Penanganan Sampah di Hilir Sektor 9 Sungai Citarum telah selesai dilaksanakan,” ujar Penangungjawab KKNM Tematik Citarum Harum yang juga Rektor Universitas Nurtanio Bandung Suparman S.T., M.M melalui Wakil Ketua 1 Program KKNM Tematik Citarum Harum, Wieky Rusmanto S.Sos., M.Si, Rabu (30/1/2019).

Wakil Ketua II KKNM Tematik Citarum Harum Universitas Nurtanio Bandung, Devi Aditiawarman S.T, menambahkan, kegiatan ini merupakan hasil kerjasama Kementeian Ristekdikti, L2DIKTI, Dan-Sektor 9 Citarum Harum, Camat Cipongkor KBB, Kepala Desa Cicangkan Hilir Kecamatan Cipongkor Kab. Bandung Barat, Kepala Desa Sukamulya Kecamatan Cipongkor Kab. Bandung Barat, Kepala Desa Citalem Kecamatan Cipongkor Kab. Bandung Barat,

”Juga Kepala Desa Cijenuk Kecamatan Cipongkor Kab. Bandung Barat, Kepala Desa Mekar Sari Kecamatan Cipongkor Kab. Bandung Barat dan seluruh perangkat daerah yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini,” ujar Devi.

Dosen Senior Universitas Nurtanio Bandung yang juga tergabung dalam tim KINI Tematik Citarum Harum, Dr. Lies Banowati S.T., M.T, mengatakan, hal lainnya berdasarkan temuan di lapangan dalam pelaksanaan kegiatan KKNM 2018 ini menemukan potensi jagung di Kecamatan Cipongkor. ”Potensi jagung Cipongkor luar biasa. Dalam satu kali panen mencapai 1,200 ton. Ini menjadi bagian dari fokus perhatian pelaksanaan kegiatan KKNM Citarum Harum,” kata Lies.

Dekan FISIP Universitas Nurtanio Bandung, Dr. Dra. Hj. Atik Rochaeni M.Si, menuturkan, namun para petani jagung terkendala pada akses penjualan hasil pertanian jagung dan pengolahan jagung yang masih dipipil dengan menggunakan tangan.

”Hal ini berdampak pada proses pemipilan jagung yang lebih lama dan kapasitas produksi menjadi lebih sedikit, hal lainnya juga berdampak pada harga jual jagung yang relatif terlalu murah yang hanya Rp. 200.000/Kuintal atau Rp.2.000/Kg nya,” tutur Hj. Atik.

”Dengan diberikannya alat pemipil jagung ini diharapkan pemberdayaan masyarakat petani jagung dapat lebih optimal dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna. Dengan adanya mesin pemipil jagung ini pula diharapkan dapat dijadikan sebagai raw model kegiatan pemberdayaan masyarakat kedepannya,” pungaksnya.

(azm/pojokbandung)

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …