Peringkat ke-6 Dunia, Penyakit Diabetes Mengkhawatirkan di Indonesia

POJOKBANDUNG.com, DALAM rangka memperingati World Diabetes Day 2018. Tropicana Slim kembali mengajak masyarakat Indonesia untuk hidup sehat, cegah, dan lawan Diabetes melalui kampanye #Hands4Diabetes. Kampanye ini dengan rutin dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap para penyandang penyakit dan juga memberi tahu masyarakat akan bahaya dari penyakit Diabetes. Rangkaian kegiatan yang dilakukan seperti senam, cek gula darah, aktif bergerak, dan edukasi batasi asupan gula.

Memasuki tahun ke lima, #Hands4Diabetes tahun ini mengangkat tema Keluarga dan Diabetes, untuk mengedukasi masyarakat bahwa keluarga memiliki pengaruh besar terhadap pencegahan diabetes. Kampanye ini dilakukan serentak di 35 kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang, Karawang, Bandung, Cirebon, Solo, Jogja, Kudus, Purwokerto, Tegal, Surabaya, Malang, Jember, Kediri, Aceh, Medan, Pekanbaru, Padang, Batam, Jambi, Palembang, Bandar Lampung, Samarinda, Banjarmasin, Palangkaraya, Pontianak, Makassar, Manado, Gorontalo, Palu, Denpasar, Mataram, Ambon, hingga Jayapura.

Marketing Promotion Manager Jabar, Made Budi Ramdani, mengungkapkan Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-6 dunia dengan jumlah diabetes terbesar, yaitu sebesar 10,3 juta jiwa. Penderita diabetes pun saat ini bukan hanya terjadi pada orang dewasa atau lansia tetapi sudah memasuki usia remaja.

“Penyakit ini sekarang tidak pandang usia, kalau dulu iya hanya usia lansia mungkin tapi sekarang usia remaja sudah banyak yang terjangkit penyakit ini,” jelasnya di Lotteria Grosir, Jalan Soekarno Hatta, Minggu (11/11/2018). Data milik Kementerian Kesehatan dari Sample Registration Survey 2014 juga menyebutkan bahwa diabetes telah menjadi penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia, dengan presentase sebesar 6,7 persen, setelah stroke (21,1 persen) dan penyakit jantung koroner (12,9 persen).

Made melanjutkan faktor yang menyebabkan kini usia remaja bisa terjangkit diabetes adalah karena pola hidup yang tidak sehat. Jarang berolahraga dan terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis, dua hal yang jadi alasan kuat mengapa kini penyakit tersebut mulai menghantui para ABG.

“Banyaknya makanan kekinian, dan itu tidak dirasa kadar gula tinggi. Seharusnya mereka sama-sama lebih tau batas gula seperti apa konsumsi per hari,” sambungnya.

Berdasarkan data Riskesdas 2013, 90 persen dari total kasus diabetes merupakan diabetes tipe 2, yang umumnya terjadi pada orang dewasa, namun beberapa tahun terakhir juga ditemukan pada anak-anak dan remaja.

Hal ini sangat erat kaitannya dengan pola diet tidak seimbang dan kurang aktivitas fisik yang membuat anak memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Jika tidak ditangani dengan baik, menurut World Health Organization, angka kejadian diabetes diprediksi akan melonjak hingga 21,3 juta jiwa pada 2030.

Selain itu Made menuturkan, penyakit diabetes bisa disebabkan karena dua hal yakni faktor keturunan dan gaya hidup. Indonesia kebanyakan masuk dalam kategori gaya hidup.

Maka dari itu ia terus berkomitmen untuk mengkampanyekan #Hands4Diabetes karena setiap tahun penyakit ini terus mengalami kenaikan penderitanya.

“Penyakit ini kalau dibiarkan sangat berbahaya, bisa menyebabkan komplikasi, seperti jantung, gagal ginjal, bahkan amputasi,” imbuhnya.

Di acara #Hands4Diabetes, para peserta acara juga diajak untuk memberikan petisi smile sebagai aksi solidaritas kepada diabetesi. Petisi smile terbagi menjadi 3 warna, yang masing-masing mewakili pilihan Faktor Penyebab Diabetes, yakni: Merah (faktor keturunan), Kuning (faktor pola makan keluarga tinggi gula), serta Biru (faktor kurang berolahraga). Setiap petisi smile yang terkumpul bernilai Rp 1.000,- yang didonasikan ke Komunitas Sobat Diabet untuk melakukan aksi edukasi dan cegah diabetes di berbagai wilayah di Indonesia.

(fid)

loading...

Feeds