Mastuki mengatakan ‘Ashal berasal dari komunitas suku Banjar yang bermukim di kawasan Zaidi, Mekah, Arab Saudi. Meski demikian, ‘Ashal masih berkewarganegaraan Indonesia.
Dia mengatakan komunitas Banjar memang sangat dihormati orang Mekah. Banyak anak-anak komunitas Banjar yang lahir dan besar di sana. Hingga akhirnya mereka banyak yang menjadi imam masjid, pemberi fatwa (mufti), guru-guru, dan yang lainnya.
“Kalau dari Kandangan, Kalsel, itu memang ada perkampungan sendiri dan sangat dihormati orang Mekah. Karena komunitas Banjar itu sangat dikenal. Seperti Syeh Arsyad al-Banjari, Syekh Nafis al-Banjari besar di Mekah pada saat itu,” ucap dia.
Mastuki menambahkan, di Saudi banyak komunitas suku lain dari Indonesia yang bermukim di sana. Beberapa di antaranya yakni Jawa (Al-Jawi), Banten (Al-Bantani), Mandailing (Al-Mandali), Padang (Al-Padangi), Bima (Al-Bima), dan lainnya.
“Dan sudah ada presedennya orang Indonesia mengakui Mekah. Itu sangat wajar karena kita punya tradisi di situ baik sebagai imam, mufti, guru,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, ada tiga orang yang pernah menjadi imam di masjid yang jadi pusat ibadah umat Islam ini. Mereka ialah Syekh Junaid al-Batawi, Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani, dan Syikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi.
Ini video lantunan ayat suci Al Quran ‘Ashal Yantu bin Jumri Bakri al-Banjari :
(azm/detik.com/pojokbandung)