Kisah Resa Amelia Utami Alumni PPI 31 Banjaran, Mahasiswi Al Azhar yang Jalani Shaum Ramadhan Perdana di Mesir

Resa Amelia Utami lulusan Muallimin Pesantren Persatuan Islam (PPI) 31 Banjaran

Resa Amelia Utami lulusan Muallimin Pesantren Persatuan Islam (PPI) 31 Banjaran

K E G I A T A N

Selama bulan ramadhan ini banyak beragam kegiatan berbeda yang dilakukan mahasiswa indonesia di sini. Meskipun sebenarnya para mahasiwa sedang menjalani ujian termin 2. Adapun mahasiswa yang masih ikut kelas bahasa,  kegiatan belajarnya diliburkan selama ramadhan.  Ada yang menghabiskannya dengan ikut daurah2 keilmuan baik mukim dan non mukim. Jika non mukim,  daurah biasa dilakukan sekitar kompleks Al-azhar dan seperti talaqqi di hari-hari biasa. Adapun yang mukim dan di luar kairo,  terdapat daurah di Alexsandria bersama Syaikh ‘Alaa, ada juga yang ikut daurah tahfidz di Manufiya, dll.  Adapun saya sendiri karena tinggal di asrama tahfidz Daar El Waseela Kairo, maka sudah ada program tersendiri.

Bulan ramadhan adalah bulannya Alquran, betapa rugi rasanya dulu saat di indonesia tidak terlalu sering bercengkrama dengan alquran. Berbeda dengan lingkungan sekarang. Alhamdulillah bini’matil imaan wal islam wal hidayah.

S U H U  & D U R A S I

Beberapa tahun terakhir Bulan Ramadhan di Mesir jatuh bertepatan pada saat berlangsungnya musim panas. Dan benar saja, rasanyaa paaanaas sekali.  Membuat kita malas keluar rumah. Untunglah kelas bahasa diliburkan selama Ramadhan, jadi saya to dak banyak keluar selain menuju tempat halawoh tahfidz alquran. Bahkan beberapa hari lalu sampai mencapai 44°C.  Kipas angin di rumah tidak pernah mati,  tapi bangun tidur sudah berkeringat lagi.  Kurangnya lingkungan yang rimbun dengan pepohonan menjadi faktor penambah rasa panas itu. Sampai-sampai mata sulit terbuka karena saking silaunya. Angin pun mendesau, tetapi terasa panas. Sehingga terasa seperti menampar-nampar.. Ya rabb, sungguh neraka jauh lebih panas dari itu. Maka adakah cara lain bagi kita selain bersabar? Karena Allah tidak akan pernah menyiakan orang yang berbuat baik.

Meski kadang ga tahan pengen ngeluh, tetapi sabar tetaplah satu-satunya penyejuk selagi menunggu adzan maghrib lantas meneguk es jeruk.

Berbeda degan di Indonesia, dulu saya masih ingst sempat tidak berangkat ke masjid untuk tarawih karena hujan. Itu artinya suhu di indonesia saat Ramadhan tidak terlalu panas seperti di Mesir. Terlebih durasinya juga leb

ih sedikit. Di mesir ini kita berpuasa lebih kurang selama 16 jam lamanya.

Begitulah kiranya pengalaman Ramadhan saya di tanah rantau. Semoga dapat menginspirasi.

(persis.or.id/azm/pojokbandung)

 

 

loading...

Feeds

Klaim JHT Gratis Hindari Calo

POJOKBANDUNG.COM, CIMAHI – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK mengingatkan kepada peserta agar mewaspadai calo atau jasa pencairan terutama …