POJOKSATU.id, JAKARTA – Bom bunuh diri seringkali dilakukan oleh pejuang Palestina untuk melawan zionis Israel. Namun bom bunuh diri pejuang Palestina tidak sama dengan bom bunuh diri yang dilakukan teroris di Surabaya, Jawa Timur.
Bom bunuh diri di Palestina dianggap jihad, sedangkan bom bunuh diri Surabaya merupakan tindakan kriminal.
Para ulama pun mengutuk keras bom bunuh diri di Surabaya yang diledakkan di tiga gereja berebeda. Teror bom tersebut menewaskan belasan orang, termasuk wanita dan anak-anak.
Ulama Palestina, dr Hany Awad pun angkat bicara terkait bom Surabaya. Lewat video yang diunggah di akun Instagram dr.haniawad, ia menyampaikan duka cita mendalam atas tragedi bom Surabaya.
“Meskipun dalam kondisi terkepung dan krisis, kami tidak melupakan suadara-saudara kami di Indonesia,” tulis dr Hany Awad di keterangan video yang diunggah pada Selasa (14/5/2018).
Dalam video tersebut, doktoral bidang fiqih itu mengatakan, pengeboman di tiga gereja di Surabaya merupakan tragedi kemanusiaan.
“Atas nama kemanusiaan saya sampaikan duka cita terdalam untuk para korban ledakan gereja di Kota Surabaya Indonesia,” ucapnya dalam bahasa Arab.
Ia menambahkan, aksi pengeboman di Surabaya bukanlah bagian dari nilai-nilai Islam yang lurus. Bukan pula bagian dari nilai-nilai kemanusiaan.
“Pesan untuk keluargaku masyarakat Indonesia agar jangan sampai terjebak dalam fitnah tindakan kriminal ini,” tambahnya.
Menurutnya, pengeboman di tiga gereja merupakan upaya untuk memecah-belah kesatuan, mencerai-beraikan kekompakan, dan mengadu domba sesama masyarakat Indonesia.
“Maka dari itu, kesatuan barisan masyarakat Indonesia harus terus dijaga,” pungkas ulama Palestina itu.
Berikut video ulama Palestina, dr Hany Awad soal bom Surabaya :
(one/pojoksatu)