POJOKBANDUNG.com, NGAMPRAH – Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Bandung Barat memastikan 13 alat pengolahan limbah kotoran hewan sapi (Kohe) sudah diberikan kepada para peternak di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang. Sebab, hampir semua peternak membuang limbah kohe itu ke aliran sungai sehingga mengakibatkan pencemaran air hingga ke hilir aliran Sungai Cikapundung.
Kepala KLH KBB, Apung Hadiat Purwoko menyatakan, pemasangan alat pengolahan ini untuk membuat kotoran hewan sapi menjadi biogas dipilihnya Desa Cibodas lantaran paling banyak ditemukan peternak sapi.
“Seringkali peternak di sana (Cibodas) membuang di sembarang tempat yang memunculkan masalah baru. Oleh karena itu, kami memiliki ide untuk memberikan bantuan alat yang bisa mengubah menjadi biogas,” ungkap Apung kepada wartawan, di Ngamprah (21/8/2016).
Sedangkan, lanjut dia, empat bantuan lainya berupa pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah (Ipal) sekala kecil diberikan kepada Kecamatan Cihampelas sebanyak tiga bangunan. Sedangkan sisanya diberikan kepada Desa Cibodas.
“Karena di Cihampelas itu banyak pabrik tahu yang membuang limbahnya ke aliran sungai juga. Makanya tiga Ipal, kita bangun di sana untuk mensterilkan air limbah,” tuturnya.
Meski belum bisa menghitung jumlah limbah kohe yang dihasilkan peternak setiap harinya, namun pemberian alat pengolahan limbah itu setidaknya diharapkan bisa mengurangi pencemaran lingkungan hidup khususnya di wilayah hulu aliran Sungai Cikapundung.
“Jumlah angkanya belum pasti. Tapi minimal dengan alat ini bisa mengurangi karena alat ini bisa menampung tiga kubik kohe perhari,” jelasnya.
Adapun jumlah nilai bantuan untuk alat pengolahan limbah kohe itu sebesar Rp 195 juta. Sedangkan Rp 200 juta untuk satu paket pembangunan Ipal. Bantuan ini bersumber dari APBD Kabupaten Bandung Barat 2016.
“Kita ingin memberikan solusi kepada masyarakat bahwa kotoran hewan ini dapat dimanfaatkan,” katanya.
Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bandung Barat, saat ini populasi sapi mencapai 34 ribu ekor menghasilkan sekitar 85 ton kotoran per harinya. Kotoran sebanyak itu menimbulkan persoalan terhadap lingkungan.
“Kotoran sapi ini jadi persoalan bila tidak diolah atau dibuang begitu saja. Namun kotoran sapi bukanlah limbah seperti halnya limbah industri. Kotoran sapi memiliki manfaat jika diolah,” kata Kepala Disnakan KBB Adiyoto.
Dikatakan Apung, kotoran sapi yang dihasilkan setiap harinya sekitar 25 kilogram per ekor. Begitu banyaknya kotoran sapi yang dihasilkan bukan hanya jadi persoalan Pemkab
Bandung Barat tapi juga perlu mendapat perhatian pemerintah provinsi, dan juga pemerintah pusat.
“Tentu persoalan ini harus dicarikan solusi terbaik agar kotoran hewan ini tidak sembarangan dibuang hingga mengotori lingkungan,” pungkasnya. (bie)