Anggota Komisi X (bidang pendidikan) DPR Venna Melinda yang ikut dalam diskusi mengatakan, zaman sekarang sudah berubah. Jadi wujud penjatuhan sanksi atau hukuman juga harus berubah. “Dulu dihukum berdiri dengan satu kaki, mungkin sudah biasa. Tetapi sekarang harus ada pendekatan berbeda,’’ kata politisi Partai Demokrat itu.
Venna berharap sosialisasi anti kekerasan atau perundungan (bully) terhadap siswa di sekolah dijalankan secara massif. Dia mencontoh sosialisasi anti narkoba di sekolah yang sudah begitu massif. Venna berharap sosialisasi anti kekerasan di sekolah sama massfinya seperti anti narkoba di sekolah.
Dia menjelaskan inti dari pemberian hukuman adalah efektivitas. Venna khawatir jika ada guru yang memberikan hukuman gaya lama, justru tidak efektif dalam memberikan pelajaran kepada siswanya. Untuk itu dia lebih suka jika guru memberikan pendekatan personal untuk menghukum siswa. “Ajak ngomong saja. Salahnya apa dan apa yang harus diperbaiki,” tutur dia.
Duta Indonesia untuk Unesco Arief Rachman mengatakan perlu ada seleksi yang ketat terhadap guru. Dia mengatakan pembelajaran harus dilakukan oleh orang yang berjiwa pendidik. “Kalau sekolah disi orang yang jiwanya bisnis, ya sekolah akan dibuat menjadi ladang bisnis,” kata guru besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu. (wan)