POJOKBANDUNG.com, LABUAN BAJO – Jaminan pihak kepolisian bahwa Pilkada serentak di NTT aman, harus dievaluasi. Saat pleno hasil rekapitulasi di Kecamatan Ndoso Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (11/12) kemarin, puluhan kotak suara yang berisi surat suara ludes dibakar massa.
Informasi yang dihimpun Timor Express (Grup JPNN.com) menyebutkan pleno PPK Ndoso yang berlangsung di kantor camat itu diwarnai protes dari saksi tiga pasangan calon (paslon) masing-masing paket Maxi–Asiz dan paslon Ferdy Pantas–Yohanes D. Hapan serta saksi dari paket Tobi Wanus–Frans Sukmaniara.
PPK Kecamatan Ndoso baru membuka sidang, namun muncul protes saksi yang datang kemudian mempersoalkan tidak adanya surat pemberitahuan dari PPK untuk menggelar pleno penghitungan surat tiap desa itu. Akibat protes ini, massa yang menyaksikan jalannya pleno ikut bereaksi dengan melempar kantor Camat Ndoso. Massa bereaksi hingga membakar sejumlah kotak suara yang berjumlah sekitar 40-an itu.
Kapolres Manggarai Barat, AKBP Supiyanto mengaku belum mengetahui sebab massa berekasi. Dia sudah menerjunkan anggota ke lokasi.
Camat Ndoso, Fransiskus Tote saat dihubungi Timor Express mengaku masih trauma. Dia melarikan diri dan saat ini dirinya masih berada di hutan bersama Babinsa menyelamatkan diri ketika massa merusak dan mengepung kediamannya. Sementara anak dan istrinya tidak diketahui nasibnya. Ndoso saat ini, kata dia masih mencekam.
“Sekarang ini saya masih di hutan menyelamatkan diri. Saya tidak tahu anak dan istri saya sekarang,” ujarnya.(krf5/jun/kr2/cel/boy/fri/jpnn)