Disdik Sesalkan Anak SD Dayeuhkolot Jadi Korban Kekerasan

ilustrasi kekerasan pada anak

ilustrasi kekerasan pada anak

POJOKBANDUNG.com, DAYEUHKOLOT– Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, menyesalkan kejadian tindak kekerasan terhadap Andi, siswa kelasVI SDN X Dayeuhkolot yang menjadi korban penganiayaan oknum mahasiswa.

Kepala Bidang TK/SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, Maman Sudrajat mengatakan sebagai leembaga pendidikan, sudah sewajarnya guru bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan terhadap anak didiknya.

“Memang guru seharusnya bertanggung jawab karena kejadian pemukulannya di dalam kelas. Tapi pada saat kejadian, sedang masuk jam istirahat, guru tidak mengawasi secara penuh karena sedang istirahat juga,”tutur Maman, Rabu (21/10).

Dengan kejadian tersebut, dia meminta supaya guru di semua sekolah se-Kabupaten Bandung untuk lebih memperketat sekolahnya, jangan sampai kejadian serupa terulang di tempat lain.

Untuk korban sendiri, Maman mengatakan saat ini sudah mulai sekolah kembali seperti biasanya. Kendati demikian, dia terus dipantau oleh guru di sekolah, karena dikhawatirkan ada trauma psikologis yang berkepanjangan.

“Kami terus berkoordinasi dengan UPTD pendidikan dan pihak sekolah, jika diperlukan kami akan memberikan penanganan psikologis, tapi sampai sejauh ini Andi baik-baik saja. Bahkan dengan Nathan juga sudah seperti biasa, tidak terpengaruh dengan kejadian tersebut,”ujarnya.

Maman juga berharap agar pelaku pemukulan bisa dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku.

“Kami menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum. Dari laporan yang saya terima, pihak keluarga memang sudah memaafkan perlakukan tersangka, tapi masih ingin diproses secara hukum,”tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Akibat dipukul mahasiswa, Andi (12) siswa kelas VI SDN Dayeuhkolot X mengalami taruma. Sudah sepekan ini dia tidak masuk sekolah.

Wali Kelas VI SDN Dayeuhkolot X, Dadang Mahya mengatakan, sejak satu pekan lalu Andi tidak masuk sekolah, atau tepatnya sejak seorang mahasiswa memukulnya hingga berlumuran darah di kelasnya sendiri.

“Sabtu (10/10) lalu, Andi dipukul oleh Mahasiswa di kelasnya, bibirnya sobek,”tutur Ddadang, Minggu (18/10).

Peristiwa tersebut terjadi sekira pukul 09.30, menurut Dadang anak-anak kelas VI sedang istirahat setelah mata pelajaran olah raga. Andi bersama beberapa orang temannya istirahat di ruang klasnya.

Ketika sedang asyik mengobrol di ruang kelasnya, tiba-tiba ada seorang mahasiswa yang diketahui sebagai saudara dari teman Andi masuk ke kelas. Dia kemudian memukul wajah Anddi sampai jatuh dan tergeletak di lantai dengan mulut berlumuran darah.

“Yang pertama mendengar keribuatan Bu Ade Kurniasih wali kelas II, dia kemudian berlari ke kelas VI dan melihat andi bersembunyi di kolong meja,”katanya.

Andi kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bina Sehat Dayeuhkolot untuk mendapat perawatan medis. Akibat perbuatan mahasiswa tersebut, bibir Andi sobek dan harus dijahit, satu gigi seri atas atah dan satu gigi seri lainnya hampir copot.

Dadang menduga, pemukulan tersebut dipicu oleh kejadian satu pekan sebelumnya, dimana Andi bergurau dengan temannya yakni Nathan.

“Mungkin mereka berncanda, sampai Nathan nangis. Adik Nathan yang duduk di kelas II melihatnya dan memberi tahu orang tuanya, lalu datanglah saudara Nathan, Sabtu itu, memukul Andi,” katanya.

Sahudin (44) ayah dari andi menyesalkan pemukulan terhadap anaknya. Sejak pemukulan, Andi mengalami trauma sampai tidak mau sekolah.

“Dia jadi sulit bicara. Selain ketakutan dan trauma, dia merasa malu dan minder. Saya tidak mengerti kenapa seorang yang ngakunya mahasiswa bisa melakukan hal sadis kepada anak kecil seperti ini. Adik dia juga apa pernah dipukuli sama anak saya sampai berdarah begitu,”ujarnya.

Sahudin pun langsung melaporkan peristiwa tersebut pada Polsek Dayeuhkolot. Sahudin mengaku sempat dihubungi keluarga Nathan supaya mencabut laporan tersebut.

“Bukan saya tidak mau memaafkan. Saya memang orang miskin, tetapi tidak bisa direndahkan seperti itu. Saya minta musyawarah, tapi ditolak dengan alasan sibuk. Ini ada penganiayaan terhadap anak kecil, di sekolah, oleh keluarga murid lain. Apa polisi pun akan diam saja,” katanya.

Saat dihubungi melalui telepon, Kapolsek Dayeuhkolot, Kompol Irfan Nugraha, mengatakan baru memeriksa saksi-saksi dari pihak keluarga korban dan sekolah, belum sempat memanggil pihak yang dilaporkan, setelah Sahudin melaporkan kejadian tersebut pada 10 Oktober.

“Kami baru memeriksa keluarga korban dan pihak sekolah, yaitu guru. Kalau mau lengkapnya Senin saja,” kata Irfan. (mld)

Feeds