POJOKBANDUNG.com, BANDUNG-Auditor keuangan dituntut memiliki integritas yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Terlebih, sikap ini harus terlihat dalam pengelolaan keuangan negara.
Hal ini diungkapkan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan saat melakukan pengukuhan kepengurusan Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) Jabar, di Gedung Sate, Bandung, Jumat (16/10/2015). Heryawan mengatakan, auditor harus bertindak tegas dalam melakukan pendampingan pengelolaan anggaran.
Hal ini sangat membantu dalam upaya pencegahan penyimpangan keuangan. “Ini menjadi bagian penting dari pembangunan. Bersama-sama dengan inspektorat provinsi dan kabupaten/kota terus mengawasi, membimbing pendayagunaan anggaran,” kata Heryawan.
Menurut Heryawan, pengawasan ini menjadi langkah preventif terkait penyimpangan keuangan. “Daripada auditor itu sibuk menghitung kerugian negara di titik akhir, ketika penyimpangan sudah terjadi, mendingan sejak awal tegas-tegasan. Ini berbahaya, ini menyimpang, ini bermasalah,” tegasnya.
Lebih lanjut Heryawan katakan, Pemprov Jabar telah berupaya meningkatkan independensi inspektorat di setiap daerah dalam bentuk Audit Charter yang ditandatangani di BPKP pada 2014 lalu. Audit Charter yang ditandatangi oleh kepala daerah dan inspektorat ini berisi pernyataan pimpinan tentang kewenangan yang diberikan kepada aparaturr pengawasan intern pemerintah.
Adanya kewenangan ini sangat penting agar mereka dapat mengaudit seluruh lini kegiatan. “Dengan adanya kekhususan yang diberikan, maka APIP mesti mampu meningkatkan daya guna dan manfaatnya kepada pemda,” katanya.
Keseriusan auditor ini pun, lanjut Heryawan, sudah ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo. “Jangan ragu melaksanakan anggaran. Supaya tidak ragu, ya didampingi penegak hukum. Bahkan, nanti ada asistensi dari kepolisian, kejaksaan, dan auditor dari BPKP,” katanya.
Dengan begitu, Heryawan optimistis akan terjadi percepatan pembangunan. Pemprov Jabar pun saat ini tengah melakukan percepatan serapan anggaran agar terjadi akselerasi pembangunan. “Ini sangat penting, karena faktor ekonomi yang jadi andalan kan belanja pemerintah,” pungkasnya.
(bayu)