– Meski nampak marah-marah di media sosial, namun Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, hal itu merupakan tanda sayangnya kepada bobotoh. “Jadi wali kota atau tidak, saya ini bobotoh, jadi saya sayang kepada bobotoh,” ujar orang nomor satu di Kota Bandung ini, Senin (05/10).
Kekesalan Emil nampak di media sosial, selepas nonton bareng (Nobar) Persib Bandung di Taman Film, dan berbuntut perusakan taman oleh bobotoh. Di akun instagramnya, Emil bahkan menggunakan kata ‘maneh’ kepada para bobotoh. Namun, Emil menyangkal itu merupakan bentuk dari kekesalannya. “Itu bentuk ‘kanyaah’ saya kepada bobotoh,” katanya. Meski demikian, Emil tetap meminta kepada oknum-oknum bobotoh, untuk bertanggung jawab sebacara moril. “Jangan sampai kita bangun taman susah-susah. Lalu dirusak begitu saja,” tambahnya.
Menurut Emil, beberapa bagian taman yang rusak adalah pohon dan tanaman-tanaman di sekitarnya. Padahal, lanjut Emil, itu merupakan hal yang penting karena bisa mengurangi suara yang ke luar dari Taman Film.
Meski demikian, Emil mengaku mengapresiasi para petinggi viking dan bomber, yang sudah menemuinya, dan mengaku akan memperbaiki taman yang rusak. “Saya apresiasi, kedatangan mereka menemui saya. Seharusnya, sekarang kondisi taman sudah membaik,” tambahnya.
Sebenarnya, lanjut Emil, acara nobar ini sudah disebar di berbagai tempat, seperti di Stadion Sidolik, Taman Cikapundung. Namun, karena di Taman Film ada oknum, sehingga mengakibatkan ada kekacauan. Ke depan, kata Emil, untuk menggelar nobar dengan kapasitas berlebih, harus di tempat yang lebih besar. “Bisa saja kita gelar di Taman Film lagi. Tapi dengan catatan, penyelenggara bisa menjamin agar tidak over kapasitas,” tambahnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman ( Distankam) Kota Bandung Arif Prasetya mengatakan, kerusakan Taman film ini, lebih dikarenakan kerusakan mental. “Kalau kerusakan fisik belum kita hitung berapa total kerugiannya, api yang jelas kerusakan mental warga yang memicu keributan sampai pengrusakan,” ujar Arif.
Arif mengatakan, kerusakan terjadi pata tanaman tegak, cover crop yang terinjak-injak dan rumput sintetis. Namun, harapan Arif, kerusakan tidak terlalu parah, sehingga biaya renovasi tidak terlalu besar. “Tapi kita belum hitung berapa jumlah kerugiannya. Karena harga setiap tanaman yang ditanam di taman-taman, berbeda-beda,” tambahnya.
Meski demikian, Arif mengaku tidak akan meminta ganti rugi kepada bobotoh. Karena itu sudah tanggungjawabnya. “Kalau mau minta ganti rugi juga ke siapa,” tegasnya.
Arif mengimbau masyarakat, untuk ikut menjaga taman-taman yang sudah dibangun. “Jangan sampai kami kerjaannya hanya merenovasi taman saja,” tambahnya.
Untuk mengklarifikasi masalah itu, salah satu pentolan Viking Persib Club (VPC), Yana Umar langsung menemui orang nomor satu di Kota Bandung tersebut untuk meluruskan permasalahan yang ada. “Tadi (kemarin) sudah ada pertemuan silaturahmi di Balai Kota, sekalian silaturahmi dan membahas soal Taman Film, mengklarifikasi kesalahpahaman. Pak Emil menyebutkan Viking dan Bomber, tapi seharusnya oknum,” ujar Yana, saat ditemui di Graha Persib, Senin (5/10).
Dari hasil pertemuan itu, Yana mengatakan, untuk sementara Taman Film Bandung dilarang untuk digunakan. Hal itu bertujuan memberi shock teraphy kepada masyarakat dan bobotoh agar bisa menjaga dan mencintai fasilitas publik yang ada di kota berjuluk Paris Van Java ini. “Kata Pak Emil, sementara ini Taman Film tidak bisa digunakan, mungkin sebagai bentuk peringatan, kalau mau memakai silakan tapi harus menjaga,” kata Yana.
Yana mengaku, sejak diresmikan telah menyarankan agar tidak nonton bareng di Taman Film jika Persib sedang berlaga di luar kandang. Sebab, lanjutnya, yang datang untuk menyaksikan tim kesayangannya berlaga, bobotoh selalu berjubel untuk mendukung tim besutan Djadjang Nurdjaman itu berlaga. “Saya menyarankan, seharusnya taman film jangan dipakai untuk Nobar. Soalnya rawan, kalau kapasitas besar sih tidak masalah. Apalagi kemarin posisinya semifinal,” pungkasnya. (radarbandung/mur/pra)