POJOKBANDUNG.com, CIMAHI--Sejumlah kios daging sapi di pasar tradisional Kota Cimahi dipadati pembeli meski harganya melambung tinggi. Untuk memenuhi permintaan konsumen, pedagang daging mengaku menambah jumlah omset penjualan dua kali lipat.
Minggu (5/6), harga daging sapi di Pasar Atas Baru berkisar Rp130.000/kg, di Pasar Cimindi mencapai harga tertinggi Rp 140.000/kg, sedangkan hari sebelumnya Rp 120.000/kg. Meski demikian, sejak pagi antrian pembeli daging sapi di beberapa kios cukup banyak tidak seperti hari-hari biasa.
Para pembeli mengaku tidak terlalu mempedulikan tingginya harga. Hal itu disampaikan salah seorang warga Cimahi, Rani (37).
“Iya sih harga (daging sapi) mahal. Tapi tetap dibeli karena tradisi munggahan harus yang spesial,” ujarnya.
Meski demikian, ia mengaku mengakali dengan membatasi pembelian agar tidak memberatkan. “Saya beli 1 Kg saja, yang penting ada, kalau banyak ga ada uangnya,” katanya.
Warga lain, Rekawati (38) mengaku sempat terkejut mengetahui harga daging sapi cukup mahal. “Saya sudah prediksi harga daging (sapi) bakal mahal, tapi ga nyangka mahalnya sampai segini,” ucapnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Atas, Ade Jumarna (48) mengaku bersyukur dengan ramainya pembeli yang datang.
“Alhamdulillah pembelinya banyak. Tadinya saya sempat takut bakal sepi,” katanya saat ditemui disela menjaga kios.
Untuk penyebab mahalnya harga ia jelaskan karena dari tempat ia membeli barang harganya sudah tinggi. “Dari jagal saja sudah mahal, kalau harga yang saya jual di bawah modal, ya saya rugi,” imbuhnya.
Pedagang daging lain, Fathoni mengaku menyiapkan 5 ekor sapi untuk dijual. Pasalnya ia sudah yakin bahwa pembeli akan banyak.
“Biasanya saya nyetok 3 sapi, ini saya stok 5 ekor sapi, dan sudah ludes hingga tengah hari. Karena saya yakin pasti konsumen bakal banyak,” katanya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Pasar Cimindi Andri Gunawan mengatakan, kenaikan harga di pasaran biasa terjadi jelang bulan ramadan.
“Harga yang tinggi tidak terlepas dari Permintaan yang banyak, ditambah tradisi munggahan. Semua pedagang memanfaatkan momen dengan baik,” ungkapnya.
Andri pun mengatakan, harga akan kembali turun di pertengahan bulan puasa. “Naiknya harga hanya di awal-awal bulan puasa. Tapi nanti pertengahan bulan puasa turun lagi harganya. Lalu mahal lagi pada saat jelang lebaran,” katanya. (bbb)