Kube Nelayan Cipondoh Kebanjiran Pesanan Sampan

SUASANA : Sampan di perairan Bendungan Jatigede. Beberapa Kube di seputaran Jatigede kerap kebanjiran permintaan sampan.

SUASANA : Sampan di perairan Bendungan Jatigede. Beberapa Kube di seputaran Jatigede kerap kebanjiran permintaan sampan.

POJOKBANDUNG, JATINUNGGAL – Kelompok Usaha Bersama (Kube) Nelayan Cipondoh, Desa Pawenang, Kecamatan Jatinunggal, kebanjiran pesanan. Banyaknya pesanan pembuatan sampan kayu membuat para nelayan meraup untung puluhan juta.

Ketua Kube Nelayan Cipondoh, Maman Sukarman mengungkapkan, permintaan sampan kayu kebanyakan datang dari nelayan di wilayah perairan Waduk Jatigede, seperti dari Cibunut (Jatigede), Munjul (Darmaraja) dan wilayah lainnya. Namun baru-baru ini ada permintaan sampan kayu dari luar daerah Sumedang.

“Kini setiap minggunya memang ada pesanan sampan terus. Sebelumnya sampan yang kami produksi sudah banyak terjual ke sejumlah nelayan,” ujar Maman, Kamis (13/10).

Ia menggambarkan, kelompoknya mulai menekuni pembuatan sampan dari sekitar 2 tahun lalu. Puluhan unit sampan berbagai ukuran telah di produksi kelompoknya dan semuanya bisa terjual. Bahkan setelah itu, permintaan produksi terus meningkat.

“Apalagi saat ini, katanya ikan mulai banyak lagi. Para nelayan mulai lagi mencari ikan. Sehingga perlu sampan,” katanya.

BACA JUGA: Waspada Hujan Deras, DPRD Minta Pemkot Bandung Siaga Bencana

Maman menyebutkan, untuk membuat satu unit sampan membutuhkan waktu sekitar satu minggu. Sampan yang dibuat berukuran panjang enam meter sampai sembilan meter dengan lebar 80 hingga 100 cm.

Adapun bahan baku sampan biasanya menggunakan kayu mahoni dan kayu suren. Satu unit sampan dijual seharga Rp 3 juta sampai Rp 4 juta.

“Selama proses pembuatan kami kerjakan bersama-sama dari mulai pemotongan kayu, pemilahan kayu, penyusunan struktur badan sampan hingga proses pengecatan dan finishing,” tuturnya.

Pengurus Kube lainnya, Teten Sutendi menyebutkan, satu unit sampan dijual dengan harga jutaan karena modal membuat sampan juga memakan biaya yang tinggi.

“Pemesan tinggal pakai saja, karena sampan yang dibuat, kami langsung mengantar ke pesisir dimana si pemesan berada,” ujarnya.

Teten menyebutkan, kini kelompoknya sudah bisa merekrut 10 anggota dan sudah mendapatkan kan keterampilan membuat perahu dari orang Cirata.

Namun demikian, kata dia, mereka belum bisa maksimal karena masih terkendala permodalan, perkakas yang minim dan penyediaan bahan baku kayu.
“Mudah-mudahan keberlangsungan usaha kami mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah. Sehingga kami bisa lebih maksimal berusaha di bidang pembuatan sampan,” katanya.

(gun)

 

loading...

Feeds

DITAJENAD Lanjutkan Kerja Sama dengan JNE

POJOKBANDUNG.com – JNE lakukan penandatanganan kerja sama dengan Direktorat Ajudan Jenderal Angkatan Darat (DITAJENAD) sebagai perusahan logistik terpilih untuk membantu …