Seperti Ini Gelaran Tradisi Papajar Warga Cipadang Bandung Barat

Puluhan warga Kampung Cipadang, RT 1/ RW 15, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB) tumpah ruah mengikuti tradisi Papajar Ramadhan 1443 Hijriah. (ist)

Puluhan warga Kampung Cipadang, RT 1/ RW 15, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB) tumpah ruah mengikuti tradisi Papajar Ramadhan 1443 Hijriah. (ist)

POJOKBANDUNG.com, CIPEUNDEUY – Puluhan warga Kampung Cipadang, RT 1/ RW 15, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB) tumpah ruah mengikuti tradisi Papajar Ramadhan 1443 Hijriah.

Papajar merupakan tradisi warga Kampung Cipadang setiap 2 atau 1 hari menjelang ibadah puasa. Papajar ini dijalankan dengan serangkaian ritual yakni, Nakol Kohkol, Ngajayak Dahareun, Dicumplang Adus Kuramas, tawasul dan Dahar Papajar.

Penggagas Tradisi Papajar, Abah Wasana mengatakan, Papajar secara bahasa mempunyai makna menyongsong pajar kehidupan penuh cahaya. Artinya menyambut bulan penuh berkah Ramadhan.

Abah Wasna menjelaskan tradisi Papajar diawali dengan Nakol Kohkol atau memukul kentongan sebagai penanda bahwa tradisi ini dimulai.

Usai mendengar suara kentongan, ritual selanjutnya yakni Ngajayak Dahareun, anak-anak, dewasa, hingga orang tua berbondong-bondong menuju sebuah tanah lapang sambil membawa aneka jenis makanan.Makanan yang dibawa warga akan dikumpulkan dalam satu tempat untuk kemudian diolah.

“Misalnya, beras akan olah menjadi nasi liwet dan lauk pauk lainnya diracik menjadi aneka penganan, baik untuk disajikan bersama nasi liwet atau jadi camilan,” jelas Abah Wasna.

Sambil menunggu olahan makanan, warga lainnya mengikuti ritual Dicumplang Adus Kuramas atau mandi besar. Tahapan ini diikuti mayoritas oleh anak-anak diawali dengan cuci muka air doa bunga tujuh rupa dan mandi di bawah pancuran.

“Ritual terakhir yakni tawasul dan makan bersama atau Dahar Papajar. Warga bersama-sama memanjatkan doa tawasul saling membebaskan diri kesalahan dan ditutup makan bersama,” tambahnya.

Abah Wasna menjelaskan tradisi Papajar telah hidup dan ada sejak dahulu di masyarakat Jawa Barat. Agar tradisi ini tetap dilestarikan, ia menginisiasi agar dilakukan secara gebyar bersama warga tahun 2009.

“Supaya tradisi ini tetap dijalankan. Kita praktekkan mengajak seluruh warga kampung. Tahun 2009 kita mulai. Sayang terhenti karena Pandemik Covid-19. Ini baru pertama dilakukan lagi setelah Pandemik landai,” pungkasnya.

(kro)

loading...

Feeds

DITAJENAD Lanjutkan Kerja Sama dengan JNE

POJOKBANDUNG.com – JNE lakukan penandatanganan kerja sama dengan Direktorat Ajudan Jenderal Angkatan Darat (DITAJENAD) sebagai perusahan logistik terpilih untuk membantu …