POJOKBANDUNG.com, LEMBANG – Kawanan monyet liar terus meneror warga Kampung Andir, Desa Gudangkahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Warga sudah mengadukan permasalahan itu kepada pemerintah setempat.
Serangan monyet ekor panjang ke pemukiman warga bukan pertama kali terjadi, tetapi hampir tiap hari selama dua tahun terakhir. Kejadian penyerangan monyet semakin brutal dan tak bisa dikendalikan sejak warga jarang memberikan makanan buat monyet tersebut.
Ibnu, seorang warga mengaku kerepotan mengatasi serbuan monyet ke pemukiman. Kawanan monyet itu bukan saja mengambil barang-barang atau makanan milik warga saja, bahkan atap-atap rumah pun sampai dirusak.
“Sebetulnya sejak awal-awal monyet masuk ke pemukiman, kita sering kasih makan buah-buahan hasil donasi pedagang untuk menghadang mereka. Kami keliling tiap-tiap pasar mencari buah yang tak layak dijual,” kata Ibnu.
Namun seiring waktu, warga pun menjadi kewalahan, terlebih mereka juga harus meluangkan waktu, tenaga dan biaya untuk mengumpulkan buah-buahan setiap hari di pasar.
Bahkan warga sudah berkorban, sebuah motor pribadi yang dimanfaatkan sebagai alat operasional untuk mengangkut makanan buat kawanan monyet dari pasar ke Kampung Andir kini sudah rusak.
“Ada motor yang sering dipakai untuk membawa makanan bagi monyet tetapi sekarang sudah rusak. Oleh karenanya, kami jadi jarang lagi memberikan makanan,” ungkapnya.
Baca Juga: PKS Bandung Barat Targetkan Kemenangan di 2024
Untuk menangani persoalan tersebut, pihaknya berharap kepedulian pemerintah, dewan atau pihak swasta mau menyumbangkan alat transportasi minimal sepeda motor agar pemberian makanan bagi monyet bisa kembali dilanjutkan.
“Keluhan warga yang terganggu dengan monyet sudah sering kami sampaikan mulai dari kepala desa, camat, anggota DPRD kabupaten dan dewan di provinsi tapi belum ada yang benar-benar serius,” ujarnya.
Baca Juga: Pemkab Bandung Barat Distribusikan Ribuan Liter Minyak Goreng Subsidi
Dia menuturkan, terjadinya aksi penyerangan kawanan monyet ke pemukiman penduduk disebabkan alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan wisata. Namun warga tidak ingin menyalahkan alih fungsi lahan itu sebab yang terpenting sekarang bagaimana antara warga dan monyet tidak sampai terjadi konflik.
“Keinginan kami sekarang melaksanakan penghijauan berupa tanaman buah-buahan untuk menyediakan makanan monyet. Jika dibiarkan seperti ini terus warga bakal terus resah,” tambahnya.
(bie)