Tahun Ini, BBWS Citarum Fokus Bangun Kolam Retensi Andir dan 5 Polder Baleendah
RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Meski di tengah pandemi Covid-19, sejumlah proyek pembangunan infrastruktur pengelolaan sumber daya air Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum terus berjalan saat ini.
Hal ini sebagai salah satu upaya tindaklanjut amanat Presiden Joko Widodo melalui Perpres No. 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pengelolaan sumber daya air di DAS Citarum saat ini difokuskan pada konservasi air di wilayah hulu.
BBWS Citarum rampungkan beberapa proyek tahun 2020
Guna mewujudkannya, sepanjang 2020 tim Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum terus merampungkan beberapa proyek meliputi pembangunan embung, kolam retensi hingga polder air.
“Citarum mulai tercemar sejak adanya zona permukiman yang berada di bantarannya. Direncanakan akan dihadirkan embung-embung tempat konservasi air di hulu,” ungkap Emil- sapaan Ridwan Kamil- dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @ridwankamil, Sabtu (1/8/2020).
Selain untuk sarana konservasi air, sejumlah proyek tersebut juga ditujukkan sebagai pendayagunaan sumberdaya air dan pengendalian daya rusak air.
Sehingga, permasalahan ketersediaan air ataupun banjir yang kerap menghantui warga di sepanjang DAS Citarum dapat teratasi.
Salah satu fokus BBWS Citarum di tahun 2020 bangun kolam retensi dan polder air
Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Dadang Karmen mengatakan, salah satu proyek yang menjadi fokus di 2020 adalah pembangunan Kolam Retensi Andir dan 5 polder air di wilayah Baleendah, Kab. Bandung.
Kelima polder itu yakni polder Cipalasari 1, Cipalasari 2, Cisangkuy, Cijambe Barat dan Cijambe Timur. Diperkirakan, di penghujung 2020 kontrak proyek telah diteken.
“Sekarang baru mau lelang, diperkirakan kontrak pada November tahun ini baru bisa teken. Proyek ini satu paket antara Kolam Retensi Andir dan kelima polder,” ungkapnya di Bandung, Selasa (4/8/2020).
Dadang mengatakan, pembangunan fisik paket proyek senilai Rp114 miliar itu ditargetkan rampung 100% pada akhir 2021. Meski demikian, terdapat pemangkasan anggaran yang tak terhindarkan di tahun ini guna menangani Covid-19.
“Dana struktur yang dari Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) banyak yang hilang karena harus dialihkan untuk Covid-19, untuk tahun ini disediakan uang muka saja untuk proyek Andir dan kelima polder senilai Rp32 miliar,” ungkapnya.
Selain itu, ia mengatakan, saat ini juga terdapat proyek pembangunan polder Bojongsoang yang ditargetkan rampung tahun ini. Ada pula pembangunan embung Jatinangor yang tengah berjalan, bekerjasama dengan Universitas Padjajaran (Unpad).
Embung berkapasitas 100.000 meter dibangun di lahan seluas 1,5 hektare. Lokasinya di kawasan Kampus Unpad, tepatnya di wilayah Desa Cileles, Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang.
“Embung berfungsi untuk menampung air yang bisa dimanfaatkan jadi air baku, mengairi pertanian, hingga sumber air minum. Sementara kolam retensi bermanfaat untuk pengendali banjir. Kita parkirkan air sementara, lalu dipompa dan dibuang,” ungkapnya dikutip dari Radarbandung.id (Pojokbandung Group).
Ia melanjutkan, kolam retensi juga nantinya dapat dijadikan objek wisata dengan sejumlah penataan. Hal ini pula yang tengah disasar Emil untuk meningkatkan potensi pariwisata di Jabar.
“Pak Emil memang menginginkan adanya kegiatan pariwisata di musim panas, kami siapkan di (kolamretensi) Andir. Selain itu, oxbow-oxbow juga bisa dijadikan wisata air. Nanti dari pihak PSDA (Pengelolaan Sumber Daya Air) provinsi akan melanjutkan desain-desainnya,” ungkapnya.
Sejumlah proyek di DAS Citarum telah selesai
Saat ini, sejumlah proyek pengelolaan sumberdaya air di DAS Citarum yang telah selesai, di antaranya Embung GedeBage yang dikerjakan pada 2017-2018, Kolam Retensi Cieunteung yang selesai 2018 hingga yang terbaru adalah rehabilitasi 5 oxbow di Dara Ulin, Mahmud, Bojongsoang, Sapan dan Cisangkuy pada 2019. Pembangunannya dibiayai APBN 2019 senilai Rp44,5 miliar.
Seluruh pembangunan infrastruktur itu dipadukan dengan kerjasama pihak TNI dan seluruh pemangku kepentingan yang tergabung dalam Satgas Citarum Harum menjadikan perbaikan status pencemaran air di DAS Citarum dapat terus berprogres.
Emil menyatakan saat ini status DAS Citarum telah berada di level cemar ringan.
“Perbaikan status Cemar Berat air Citarum di 2018, Alhamdulillah ada kemajuan. Per Juni 2020 sudah di level cemar ringan, lebih cepat dari jadwal. Targetnya tahun ini hanya cemar sedang,” ungkapnya.
(gat)