POJOKBANDUNG.com, NGAMPRAH – Guru honorer Kabupaten Bandung Barat semringah. Bagaimana tidak, setelah lama menginginkan upah layak, harapan itu akan segera terwujud. Terkait upah, Pemkab Bandung Barat menjanjikan kenaikan intensif guru honorer menjadi Rp 1,5 juta dari sebelumnya yang hanya menerima Rp 500 ribu per bulan.
Hal tersebut disampaikan langsung Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna saat peringatan HUT Korpri Ke-47, HUT PGRI Ke-73 dan Hari Guru Nasional di lingkungan Kantor Pemkab Bandung Barat, Kamis (29/11).
“Kenaikan intensif bagi guru honorer ini akan mulai berlaku pada 2019 mendatang. Kenaikan upah ini bertujuan untuk meminimalisir ketimpangan kesejahteraan antara guru PNS dan honorer,” kata Aa.
Dia menyatakan, pemerintah bertekad terus meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Namun pada pelaksanaannya, kata dia, peningkatan tersebut tidak bisa hanya mengandalkan keberadaan guru PNS saja, tetapi juga para guru honorer yang masih minim tingkat kesejahteraannya.
Aa Umbara menyatakan, kenaikan intensif bagi guru honorer ini sudah resmi dan disetujui pihak dewan melalui Rapat Paripurna DPRD Bandung Barat. Dia menyatakan, dengan segala tantangan dan hambatannya, para guru berada di posisi terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Peran guru honorer sama pentingnya dengan guru biasa dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan, hanya statusnya saja yang membedakan. Sehingga, kami bertekad meningkatkan kesejahteraannya agar terus semangat dalam mendidik penerus bangsa,” bebernya.
Sebelumnya, beberapa bulan lalu, ribuan honorer di Kabupaten Bandung Barat sempat menggelar mogok kerja. Berbagai alasan mereka terpaksa melakukan aksi, di antaranya tuntutan upah layak sesuai dengan upah minimum kabupaten, permintaan honorer kagegori II (K2) agar diangkat menjadi PNS tanpa testing serta minta diterbitkan Surat Keputusan Bupati untuk seluruh honorer.
Lantaran tidak bisa diangkat menjadi PNS karena terbentur aturan, para honorer pun tinggal berharap adanya pengakuan dari pemda sehingga penghasilan honorer pun bisa lebih baik dibanding upah buruh karena rata-rata mereka hanya menerima antara Rp 300-500 ribu per bulan.
“Sejauh ini, tingkat kesejahteraan guru honorer di Bandung Barat dinilai sangat memperihatinkan. Dengan honor yang berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah sebesar 15 persen, seorang guru honorer hanya mendapat gaji antara Rp 300-500 ribu per bulan,” terang salah seorang guru honorer yang ikut serta dalam aksi itu.
Sementara itu, seorang guru honorer, Eko Edi Gandira mengaku bersyukur upah guru honorer dinaikan. Sebab dengan penghasilan yang saat ini didapat, jelas tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Namun ia berharap, upah guru honorer disetarakan dengan gaji guru honorer SMK sebesar Rp 1.800.000 per bulan.
“Saya sih harapannya seperti itu agar penghasilan guru SD bisa lebih baik lagi. Dengan penghasilan saat ini, saya terpaksa harus kerja sambilan sebagai operator di sekolah lain sehingga totalnya saya bisa terima Rp1,2 juta per bulan,” kata Eko.