POJOKBANDUNG.com, NGAMPRAH-Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat Imam Santoso MR menyampaikan, kelas merupakan miniatur kehidupan kemasyarakatan. Karakteristik tersebut diantaranya heterogenitas latar belakang kemampuan dan kehidupan yang dimiliki siswa. Karena itu, kesadaranakan hal ini harus dibangun oleh seluruh guru, sehingga treatment pembelajaran yang dilakukannya di kelas tidak menihilkan hal tersebut.
“Disadari atau pun tidak, pada kelas yang dikelolanya, setiap guru menghadapi sosok siswa dengan heterogenitas latar belakang kemampuan dan kehidupannya,” ungkap Imam Santoso dalam sambutan pembukaan yang disampaikan Dadang A Sapardan, Plt. Kepala Bidang Pendidikan SMP saat pelaksanaan Sosialisasi Pembelajaran Berbasis Afirmasi bagi para guru jenjang SMP se-Kab. Bandung Barat di Hotel Endah Parahyangan (3/8).
Pada kesempatan itu dikemukakan pula, kesadaranakan keberagaman tersebut melahirkan konsep afirmasi dalam pembelajaran, sehingga guru tidak menyamakan treatment yang diberikan terhadap masing-masing siswanya. Guru harus melakukan penelaahan secara mendalam terkait dengan latar belakang dari seluruh siswa yang dihadapinya. Dengan dasar hasil penelaahan tersebut, guru dapat menerapkan kebijakan pembelajaran yang dilakukannya. Pemahaman ini tidak harus dimiliki dan diimplementasikan oleh guru semata, tatapi harus pula dimiliki dan diimplementasikan oleh seluruh siswa, tenaga kependidikan, kepala sekolah, serta seluruh stakeholder satuan pendidikan.
“Pemanakan heterogenitas komunitas kelas harus pula menjadi bagian dari pemahaman seluruh siswa serta seluruh stakeholder yang ada,” ungkap Imam Santoso mengakhiri sambutannya.
Kegiatan yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat ini hanya diikuti oleh 90 guru jenjang SMP. Mereka merupakan perwakilan dari beberapa sekolah yang ada di Kab. Bandung Barat. Walau demikian, pengetahuan yang diterima dari seluruh nara sumber pada kegiatan ini diharapkan dapat didiseminasikan dan disebarkan kepada guru lainnya di sekolah masing-masing. Dengan demikian, pemahaman komprehensif akan pembelajaran berbasis afirmasi ini akan menyebar pula kepada sebagian besar guru SMP di Kab. Bandung Barat.
Saat ditanya tanggapannya terkait dengan penyelenggaraan kegiatan ini, Plt. Kepala Bidang Pendidikan SMP, Dadang A Sapardan mengemukakan, pembelajaran afirmatif merupakan kebijakan pembelajaran yang diambil dengan tujuan agar kelompok/golongan tertentu memperoleh peluang yang setara dengan kelompok/golongan lain. Dengan pemahaman tersebut, guru diharapkan dapat memberi perhatian khusu terhadap keragaman yang ada di kelasnya masing-masing.
“Pemahaman akan pembelajaran berbasis afirmasi harus dimiliki oleh seluruh guru, sehingga mereka tidak sama dalam melaksanakan pembelajaran di kelas yang dihadapinya,” pungkas Dadang A Sapardan saat ditanya perihal tujuan kegiatan yang dilaksanakannya.(*/ymi)