POJOKBANDUNG.com, MICHIGAN – Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS mengancam American Dream Fayrouz Saad. Karena itu, perempuan keturunan Lebanon tersebut berusaha merevisinya. Caranya, terlibat langsung dalam pemerintahan.
November mendatang Saad dan sekitar 90 politikus muslim lain akan bertarung dalam pemilu sela.
“Orang tua saya datang dari Lebanon. Di sini mereka menjual daging halal. Saya adalah American Dream mereka. Kini saya ingin memelihara American Dream saya,” ujar Saad kepada ABC. Perempuan energik itu mengincar kursi Senat. Jika cita-citanya terwujud, dia bakal menjadi senator muslim pertama di Negeri Paman Sam.
November nanti Saad bertarung di Distrik 11 Negara Bagian Michigan. Dia mengincar kursi yang akan ditinggalkan Dave Trott, politikus Partai Republik yang memutuskan untuk pensiun dari dunia politik.
Dengan berbekal pengalaman saat bekerja di Kementerian Pertahanan AS, Saad yakin akan menang dalam pemilu sela. Kini yang dia perlukan hanyalah ketekunan. Perempuan 34 tahun itu terus menyosialisasikan program-program politiknya secara langsung maupun lewat situs resminya kepada masyarakat.
Seperti Saad, Deedra Abboud pun ingin ikut meluruskan pemerintahan Trump. Dia juga memberanikan diri untuk maju sebagai calon senator. Dia mewakili Negara Bagian Arizona. Bedanya, Abboud berhijab.
Perempuan yang sejak kecil tinggal di Arkansas itu menjadi mualaf pada 1998. Lantas, dia pun menutup auratnya. “Saya sempat menjadi bulan-bulanan netizen,” ujarnya. Namun, hal itu tidak membuat Abboud menyerah.
Muslimah ketiga yang juga sedang berjuang mengubah citra AS sebagai negara yang tidak menyukai perbedaan adalah Tahirah Amatul-Wadud. Dia justru menganggap jilbab yang menutup kepalanya sebagai kekuatan. “Saya menjadi kandidat untuk suara orang yang tak punya hak dan termarginalisasi,” katanya.
(bil/c11/hep/jpg/pojoksatu)