POJOKBANDUNG.com, CIMAHI–Harga daging sapi yang naik mencapai Rp 120 ribu/Kg membuat sebagian pedagang memutuskan untuk mogok jualan. Di Pasar Atas Jalan Kolonel Masturi, Kota Cimahi, dari 10 kios daging yang ada, hanya ada lima yang tetap berjualan daging sapi.
Menurut salah seorang pedagang daging sapi, Rukmini (54), para pedagang yang memutuskan tidak berjualan disebabkan sepinya pembeli.
“Di sini (Pasar Atas) ada sekitar lima kios yang tidak berjualan. Ya, karena sepi pembeli, terus ditambah harga daging sapi naik lagi,” ujarnya saat ditemui di kiosnya, Rabu (20/1).
Sepinya pembeli akibat naiknya harga daging sapi diakui Rukmini. Ia mengungkapkan, jika sebelumnya bisa menjual daging 50 Kg per hari, saat ini untuk menembus angka 25 Kg sangat susah.
“Pelanggan mengeluh karena harganya mahal. Jadi mereka banyak yang gak jadi beli,” ujarnya.
Normalnya, harga sapi per Kg, kata dia, Rp 90 ribu. Kenaikan harga daging terasa pada saat perayaan Natal. “Puncaknya hari ini nembus harga Rp 120 ribu per Kg,” jelasnya.
Ia mengaku terpaksa menjual dengan harga yang tinggi, karena menyesuaikan harga daging yang dijual bandar. Meski begitu, perempuan yang sudah berjualan dari tahun 1980 itu berharap harga daging cepat menurun.
Namun, dengan adanya wacana kebijakan penerapan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10 persen terhadap daging sapi oleh pemerintah pusat, membuat Rukmini pasrah. Ia memperkirakan, jika wacana tersebut dilaksanakan, maka secara otomatis harga daging sapi akan terus membengkak.
“Pasti harga naik lagi. Ya pasrah saja. Saya tidak tahu kapan naiknya,”terangnya.
Disinggung mengenai hal itu, Rukmini mengaku tetap akan berjualan. “Kalau tutup sih sepertinya tidak, karena ini kan mata pencaharian saya. Ya paling bakal mengurangi belanja,” terangnya. (bie)
