Arus Mudik di Terminal Leuwipanjang, Lonjakan H-4 Mereda, One Way Pengaruhi Kedatangan Bus

POJOKBANDUNG.COM, KOTA BANDUNG – Pagi hingga sore suasana di Terminal Leuwipanjang tampak lebih terkendali dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya.

Arus Mudik di Terminal Leuwipanjang, Lonjakan H-4 Mereda, One Way Pengaruhi Kedatangan Bus

Suasana mudik Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung, Jumat (28/3/2025) terlihat sepi setelah lonjakan penumpang di hari kemarin. Foto-foto: Diwan Sapta Nurmawan/Pojok Bandung

Puncak arus mudik yang terjadi pada H-4 kini mulai melandai, meskipun pergerakan pemudik masih terus berlangsung.

Wartawan Pojok Bandung yang berada di lokasi melaporkan meskipun kepadatan berkurang, aktivitas di terminal tetap sibuk dengan arus keberangkatan dan kedatangan.

Baca Juga :Kota Bandung Bersatu Lawan Premanisme Demi Wujudkan Keamanan

Kepala Terminal Leuwipanjang, Asep Hidayat saat ditemui di kantornya, menjelaskan lonjakan besar terjadi Kamis (27/3/2025) H-4 di mana tercatat 6.131 penumpang berangkat dan 6.374 penumpang tiba di terminal.

Jumlah tersebut merupakan angka tertinggi selama arus mudik tahun ini.

Namun, setelah lonjakan besar itu, jumlah penumpang yang berangkat dan tiba mengalami penurunan secara bertahap.

Baca Juga :Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto Lepas Tiga Bus Mudik Gratis

“Hari ini kami memprediksi jumlah penumpang yang berangkat berkisar antara 3.500 hingga 3.700 orang, dengan jumlah kendaraan yang beroperasi sekitar 300 hingga 350 unit,” ujar Asep saat ditemui, Kantor Terminal Leuwipanjang, Jumat (28/3/2025).

Asep menambahkan arus mudik diperkirakan akan berakhir H-2, karena umumnya pada Hari Raya suasana terminal akan jauh lebih sepi.

Salah satu faktor utama yang memengaruhi kelancaran arus mudik kali ini adalah penerapan sistem one way di Tol Cikampek.

Baca Juga :Manfaat Mandi Air Hangat bagi Ibu Hamil: Apakah Aman dan Sehat?

Sistem ini, meskipun bertujuan untuk memperlancar arus kendaraan pribadi menuju daerah tujuan mudik, turut berdampak pada keterlambatan kedatangan bus ke Terminal Leuwipanjang.

“Armada memang datang lebih telat dari biasanya, tetapi sejauh ini kami pastikan tidak terjadi penumpukan penumpang. Semua pemudik masih bisa terangkut dengan bus yang tersedia,” jelas Asep.

Asep menjelaskan pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kelancaran arus mudik meskipun ada hambatan di perjalanan.

Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, Terminal Leuwipanjang telah menyiapkan 159 bus antar kota antar provinsi (AKAP) serta 300 bus antar kota dalam provinsi (AKDP).

Dengan total lebih dari 459 armada, diharapkan kapasitas angkutan tetap mencukupi meskipun ada keterlambatan akibat sistem one way.

Asep mengungkapkan jika terjadi lonjakan penumpang yang tidak terduga, pihak terminal akan menerapkan kebijakan perbantuan armada dari trayek lain.

Namun, terminal memastikan tidak akan menggunakan bus pariwisata sebagai alternatif angkutan reguler, karena hal tersebut dapat mengganggu kelancaran operasional bus-bus yang telah ditentukan.

Asep menjelaskan beberapa trayek menjadi favorit pemudik dan mengalami lonjakan signifikan.

Untuk trayek antar kota dalam provinsi (AKDP), rute yang paling padat di antaranya Sukabumi, Bekasi, Bogor, Depok, Cileungsi, dan Leuwiliang. Sementara untuk trayek antar kota antar provinsi (AKAP), arus mudik paling tinggi terjadi pada rute Padang, Palembang, Malang, Banda Aceh, Merak, dan Jakarta.

“Rute ke Malang sudah penuh sejak H-7. Tiket untuk keberangkatan ke sana sudah habis jauh-jauh hari, bahkan sebelum puncak arus mudik,” ujar Asep.

Selain lonjakan penumpang di trayek reguler, menurut Asep program Mudik Gratis yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga menjadi alternatif bagi pemudik yang ingin pulang ke kampung halaman tanpa biaya. Dalam program ini, rute Bandung – Sukabumi mengangkut sekitar 156 hingga 165 penumpang, sementara untuk rute Bandung – Serang (Banten), setiap bus membawa sekitar 40 penumpang.

Asep menambahkan untuk memastikan keselamatan perjalanan para pemudik, pihak terminal bekerja sama dengan BNN dan tenaga medis dari Puskesmas Kota Bandung untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan tes urine bagi para pengemudi bus. Langkah tersebut diambil untuk memastikan semua pengemudi dalam kondisi prima sebelum membawa penumpang dalam perjalanan jauh.

Asep mengungkapkan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan 14 dari 65 pengemudi mengalami hipertensi.

Pengemudi yang mengalami tekanan darah tinggi diminta untuk beristirahat dan mendapatkan perawatan sebelum diperbolehkan kembali mengemudi.

“Jika ada pengemudi yang tidak sehat atau terbukti positif dalam tes urine, keberangkatannya akan ditunda hingga kondisinya stabil. Kami juga memberikan obat dan vitamin kepada pengemudi yang membutuhkan, agar mereka tetap fit dalam menjalankan tugasnya,” ujar Asep.

Selain itu, Asep menyampaikan pemeriksaan kesehatan pengemudi, ambulans dari PMI juga selalu siaga setiap hari di terminal untuk menangani situasi darurat yang mungkin terjadi, baik pada penumpang maupun kru bus.(dsn)

loading...

Feeds