Putin Siap Bahas Perdamaian, tapi Ogah Dihadiri Zelensky, Dianggap Bukan Lagi Presiden Ukraina Sejak Operasi Militer Rusia Dimulai

Presiden Rusia Vladimir Putin. Putin menyatakan siap membahas kemungkinan menghentikan perang. Foto : Twitter/X @KremlinRusia_E

Presiden Rusia Vladimir Putin. Putin menyatakan siap membahas kemungkinan menghentikan perang. Foto : Twitter/X @KremlinRusia_E

POJOKBANDUNG.COM, KIEV – Presiden AS Donald Trump kembali menunjukkan pengaruhnya pada konflik dunia.

Beberapa waktu lalu, Presiden AS Donald Trump menyatakan bakal berusaha menghentikan perang Rusia dengan Ukraina.

Presiden AS Donald Trump juga siap berunding dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membicarakan konflik Ukraina.

Baca Juga : Gelar Kaderisasi Tingkat Dasar di Desa Mayangan dan Desa Legon Wetan, GMNI Subang Tanam Mangrove

Tawaran Trump tersebut mendapat sambutan positif.

Putin menyatakan siap membahas kemungkinan menghentikan perang.

Namun, ada syaratnya.

Dia tidak ingin Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terlibat dalam perundingan damai.

Baca Juga : Ini Rincian Enam Fokus Kemitraan PSSI dan KNVB untuk Memajukan Sepakbola Indonesia

Mengapa demikian?

Dilansir dari AFP pada Selasa (28/1/2025), Putin menganggap masa jabatan Zelensky berakhir sejak operasi darurat militer dimulai oleh Rusia.

’’Jika (Zelensky) ingin berpartisipasi dalam negosiasi, saya akan mengirimkan orang untuk ambil bagian,” ujar Putin.

Baca Juga : KPK Sudah Lengkapi Syarat Pemulangan Paulus Tannos, Begini Penjelasan Ketua KPK Setyo Budiyanto

Dia juga mengatakan bahwa dalam perundingan itu, pihaknya siap bernegosiasi dan kompromi.

Namun, tetap harus sesuai dengan kepentingan Rusia.

’’Kami akan berjuang untuk yang sesuai dengan kami dan kepentingan kami,” tegas Putin.

Dia juga menyebut bahwa invasi ke Ukraina akan selesai dalam dua bulan. Syaratnya, negara-negara Barat tidak lagi mendukung Ukraina.

Zelensky pun menanggapi hal itu.

Menurut dia, peluang untuk menghentikan perang sebenarnya selalu ada. Namun, dia mengklaim Putih selalu menggagalkan upaya untuk menghentikan pertempuran. ’’Putin sekali lagi menegaskan bahwa dirinya takut negosiasi dan melakukan segala kemungkinan untuk memperpanjang perang,” tutur Zelensky melalui akun X-nya.

Mengenai rencana perundingan yang digagas Trump, Zelensky juga menyatakan bersedia. Namun, dia menegaskan bahwa perundingan itu harus melibatkan pemerintah Ukraina. Dia menolak jika perundingan hanya diikuti Trump dan Putin. Zelensky khawatir Putin akan memanipulasi Trump.

Kendati rencana perdamaian terus dibahas, bukan berarti perang berhenti. Kemarin Rusia bahkan menyatakan telah menjatuhkan 100 pesawat nirawak ke Ukraina.

Pada Selasa (28/1/2025) tentara Rusia menyebut telah merebut sebuah desa di Kharkiv. Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, Desa Dvorichna yang memiliki populasi 3.000 jiwa telah dikuasai.

Tentara Ukraina telah dipukul mundur selama setahun terakhir oleh Rusia. Pemerintah Ukraina juga memberhentikan Wakil Menteri Pertahanan Demitro Clemenkov. Dia selama ini bertanggung jawab pada pembelian senjata. Alasannya, dia dituduh tidak tepat waktu memastikan pasokan amunisi kepada tentaranya.

Saat kampanye lalu, Trump berjanji segera menghentikan perang Rusia-Ukraina. Bahkan, dia berjanji menghentikannya dalam 24 jam setelah menjabat. Dilansir dari ABC, sikap Trump itu dipicu ketidaksukaannya pada kebijakan AS era Joe Biden yang memberikan dukungan pendanaan kepada Ukraina.

’’Setiap kali Zelensky ke AS, dia selalu membawa pulang USD 100 miliar. Saya pikir dia adalah penjual terhebat di dunia,” kata Trump pada September lalu.

Setelah dilantik, dia menyatakan ada kemungkinan untuk memberikan bantuan bagi Ukraina. Dia membandingkan negara Eropa yang bergabung dengan NATO, tapi tidak memberikan bantuan sebanding dengan AS.

Minggu lalu, Trump menyatakan ingin segera bertemu Putin. ’’Untuk mengakhiri perang,” ujarnya.

Dia menegaskan langkah itu dilakukan demi kepentingan nyawa jutaan orang.

’’Ini adalah pembantaian dan kita benar-benar harus menghentikan ini,” ujarnya.

Bahkan, Trump juga berencana memberikan sanksi kepada Rusia jika tidak menghentikan perang. Sanksi yang akan ditetapkan adalah meninggikan tarif impor dari Rusia. (lyn/c7/oni/jawa pos)

 

loading...

Feeds

DITAJENAD Lanjutkan Kerja Sama dengan JNE

POJOKBANDUNG.com – JNE lakukan penandatanganan kerja sama dengan Direktorat Ajudan Jenderal Angkatan Darat (DITAJENAD) sebagai perusahan logistik terpilih untuk membantu …