POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Indeks Baca Masyarakat (IBM) Kota Bandung setiap tahunnya meningkat. Data Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bandung menunjukan pada tahun 2020 sebesar 74.76.
Pada tahun 2021 meningkat menjadi 75.07. Sedangkan tahun 2022 sebesar 76.07, dan tahun 2023 sebesar 78.81.
“Hasil tersebut merupakan wujud dari komitmen para pihak dalam mengupayakan ketersediaan sarana membaca yang memadai. Dalam artian jumlah perpustakaan dan sebaran bahan bacaan yang dapat diakses oleh masyarakat Kota Bandung relatif sudah cukup memadai,” kata Sekretaris Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bandung, Medi Mahendra pada acara Penelitian Kajian Indeks Literasi Masyarakat tahun 2024, di Kantor Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bandung, Selasa (26/11).
Menurutnya, saat ini di Kota Bandung terdapat fasilitas baca yang mudah dijangkau masyarakat yaitu: Pocadi (Pojok Baca Digital). Itu merupakan bantuan dari Perpustakaan Nasional Republik indonesia yang ditempatkan di Mal Pelayanan Publik Jalan Cianjur.
Ada juga, 10 buah Kolecer (Kotak Literasi Cerdas) yang merupakan bantuan dari Gubernur Provinsi Jawa Barat yang ditempatkan di kewilayahan, 7 buah konsep Street Library yang ditempatkan di taman Kota Bandung, serta 4 Micro Library di Hegarmanah, Taman Bima, Babakan Sari dan Taman Alun-Alun.
“Rintisan terbentuknya perpustakaan di kewilayahan telah kami tempuh. Ada wilayah Kios Literasi Kewirausahaaan Kewilayahan (K-lik) yang telah tuntas dilaksanakan pada 30 kecamatan selama tahun 2022-2023. Serta program bantuan bahan bacaan bermutu dalam penguatan literasi masyarakat dari Perpusnas pada tahun 2024, yang telah disampaikan kepada 26 TBM (Taman Bacaan Masyarakat), dan saat ini dalam proses untuk realisasi bantuannya pada tahun 2025,” bebernya.
Atas hal itu, lanjut Medi, Disarpus Kota Bandung menjadikan hasil IBM tahun 2020 sebagai indikator program pada renstra perubahan perangkat daerah tahun 2018-2023 dan indikator kinerja utama kepala dinas.
“Adapun kaitannya dengan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 13 tahun 2019 tentang laporan dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah, indikator kunci urusan perpustakaan terdiri dari nilai tingkat kegemaran membaca dan indeks pembangunan literasi masyarakat,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Plt Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca, Titin Supriatin mengatakan, pelaksanaan kajian terkait indeks literasi merupakan salah satu dari kegiatan pembudayaan gemar membaca tingkat daerah.
“Kegiatan ini untuk mengetahui kondisi perpustakaan baik pada sisi hulu yaitu pengembangan dan penguatan kelembagaan dan infrastruktur perpustakaan, serta sisi hilir yaitu pengembangan budaya baca, kegemaran membaca, dan literasi masyarakat,” ujarnya.
Titin menambahkan, tujuan kegiatan tersebut untuk menyusun strategi dan rekomendasi kebijakan dalam pengembangan dan pembinaan perpustakaan, serta pengembangan pembudayaan kegemaran membaca dan literasi masyarakat Kota Bandung.
Adanya kegiatan evaluasi penyelenggaraan statistik sektoral (EPPS) oleh BPS pada Pemerintah Kota Bandung adalah indeks Livable City dan indeks literasi.
“Tahun 2024 ini, nilai Indeks Pembangunan Statistik (IPS) Kota Bandung adalah 3,04 dengan predikat baik. Kota Bandung ada pada urutan ke 5 secara nasional, dan pada urutan ke 1 di Provinsi Jawa Barat,” katanya. (arh)