Demi Timnas Indonesia, Ibnu Grahan sampai Rela Tidur di Bandara


Ibnu Grahan (dua dari kanan) saat bergabung dengan tim pelatih Deltras Sidoarjo. Demi Timnas Indonesia, Ibnu Grahan Sampai Rela Tidur di Bandara. Foto: ANGGER BONDAN/JAWA POS

Ibnu Grahan (dua dari kanan) saat bergabung dengan tim pelatih Deltras Sidoarjo. Demi Timnas Indonesia, Ibnu Grahan Sampai Rela Tidur di Bandara. Foto: ANGGER BONDAN/JAWA POS

POJOKBANDUNG.COM, QINGDAO – Ribuan pendukung Timnas Indonesia tadi malam hadir di Qingdao Youth Football Stadium untuk menyaksikan pertandingan skuad Garuda melawan Tiongkok.

Dan, salah satu pendukung Timnas Indonesia itu di antaranya adalah Ibnu Grahan.

Ibnu Grahan sang mantan pelatih Deltras FC itu menyatakan, demi Timnas Indonesia butuh perjuangan ekstra untuk bisa hadir di Qingdao Youth Football Stadium.

Baca Juga :Jelang Laga Timnas Indonesia Lawan Tiongkok Nanti Malam, Jordi Amat Akan Absen

Dari Jakarta, Ibnu berangkat pada 11 Oktober menuju Hongkong.

Setiba di Hongkong, dia harus menunggu selama 13 jam untuk melanjutkan perjalanan ke Qingdao.

’’Bandara Hongkong luas sekali. Ada 532 pintu. Saya terus berjalan sambil mencari informasi kapan saya akan melanjutkan penerbangan ke Qingdao,’’ ungkap mantan pelatih Muba Babel United itu.

Baca Juga : Timnas Indonesia Nyaris Permalukan Bahrain, Erick Thohir Minta Langsung Fokus Lawan Tiongkok

Karena kelelahan menunggu, Ibnu akhirnya memutuskan untuk tidur di bandara.

’’Saya baru bisa tidur jam 1 dini hari. Lalu, saya bangun pukul 06.30. Sarapan roti dan minum kopi. Pukul 08.30 baru ada pemberitahuan di papan keberangkatan terkait penerbangan ke Qingdao,’’ terang mantan pemain Persebaya Surabaya itu.

Perjalanan panjang Ibnu dari Jakarta menuju Qingdao cukup berkesan.

Baca Juga : Hilgers dan Reijnders Resmi Pindah Federasi. Erick Thohir Targetkan Timnas Indonesia Dapat Poin di Bahrain dan Tiongkok

Dia menilai stadion yang menjadi tempat pertandingan Tiongkok melawan Indonesia cukup bagus.

’’Meski, tidak sebagus Stadion Utama Gelora Bung Karno. Menurut saya, stadion ini modelnya mirip Stadion Batakan, Balikpapan, Kalimantan Timur,’’ ungkapnya.

Sayang, jauh-jauh ke Qingdao, Ibnu harus melihat Indonesia kalah 1-2 oleh Tiongkok.

Dia kecewa dengan hasil itu.

’’Sebab, peluang Indonesia untuk lolos semakin berat. Tapi, pengalaman positifnya, saya jadi tahu negara Tiongkok bagaimana,’’ tandasnya. (fiq/c7/ali/jawa pos)

loading...

Feeds