POJOKBANDUNG.COM, JAKARTA – Sepuluh tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghasilkan catatan masih untuk akses internet.
Dalam satu dekade terakhir, kecepatan internet di Indonesia naik sepuluh kali lipat.
Data kenaikan kecepatan internet tersebut, disampaikan Menkominfo Budi Arie Setiadi.
Baca Juga :Diupayakan 2025 Tuntas Pengentasan Kesenjangan Akses Internet di Jawa Barat
Dalam keterangannya Selasa (8/10/2024), Budi menuturkan kecepatan internet Indonesia di 2014 tercatat 2,5 Mbps.
Dalam perkembangannya, saat ini catatan Kominfo kecepatan internet naik jadi 25 Mbps.
“Itu artinya meningkat sepuluh kali lipat,” katanya.
Baca Juga :Menkominfo Budi Arie Setiadi Ajak Provider Internet dan Operator Seluler Perangi Judi Online
Budi menuturkan saat ini pemerintah mengejar target kecepatan internet di angka 100 Mbps.
Dia berharap target tersebut dapat tercapai di 2029 nanti.
Urusan kecepatan internet di Indonesia sampai saat ini masih jadi sorotan.
Baca Juga :Hadirkan Internet Cepat Hingga 100 Mbps, Telkomsel Luncurkan Paket “JITU 1”
Di tingkat ASEAN, kecepatan internet kategori mobile berada di peringkat delapan dari sembilan negara.
Dengan kecepatan 28,35 Mbps, kecepatan internet Indonesia hanya lebih bagus dari Kamboja (27,56 Mbps).
Posisi Indonesia jauh di bawah Singapura (104,98 Mbps).
Baca Juga :
Menurut Budi, untuk mengejar target tersebut ada sejumlah tantangan. Diantaranya cakupan koneksi internet yang belum merata, antara perkotaan dan pedesaan. Diantara penyebabnya adalah proyek pembangunan sejumlah menara base transceiver station (BTS) yang berhenti. Dia mengatakan instruksi dari Jokowi, pembangunan BTS 4G itu harus dilanjutkan. Tanpa harus menganggu perkara hukum yang menyelimuti.
Pembangunan menara BTS 4G itu menjadi garapan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasiakti (Bakti) Kominfo. Sampai dengan Juni lalu, total BTS 4G yang sudah terbangun ada 6.663 unit. Selain itu juga membuka 18.697 titik akses internet untuk pelayanan publik. Diantaranya 8.836 titik sekolah, 5.182 kantor pemerintah, dan 2.606 layanan kesehatan.
Tantangan lainnya adalah pembangunan menara BTS 4G di kawasan Papua. Pembangunan di sana kerap menghadapi kondisi darurat. Khususnya dari sisi keamanan. “Misalnya pada 2022 terjadi penembakan delapan orang Pahlawan Telekomunikasi di Kabupaten Puncak,” katanya. Mereka ditembak saat kegiatan pemeliharaan proyek menara Palapa Ring. Akhirnya kepolisian setempat mengeluarkan imbauan untuk menunda pekerjaan.
Kemudian pada 2023 terjadi teror pembacokan dan penyanderaan pekerja pembangunan BTS Bakti Kominfo. Selain itu, terjadi aksi vandalisme terhadap infrastruktur yang dibangun. Kementerian Kominfo mengeluarkan imbauan dan sosialisasi kepada masyarakat agar menjaga infrastruktur telekomunikasi untuk kebutuhan masyarakat setempat. (wan/jawa pos)