POJOKBANDUNG.COM, JAKARTA – Persiapan menyambut kedatangan Paus Fransiskus kian intens.
Paus Fransiskus, Pemimpin umat Katolik sedunia sekaligus kepala negara Vatikan itu dijadwalkan tiba di Indonesia Selasa 3 September 2034 siang.
Hari ini Senin 2 September 2024 jajaran kepolisian mulai melaksanakan apel pasukan gabungan bersama TNI menyambut Paus Fransiskus.
Persiapan tersebut disampaikan Kasatgas Humas Operasi Tribrata Jaya 2024 Brigjen Pol Tjahyono.
Penyiapan pasukan itu juga dilakukan dalam rangka pengamanan agenda International Sustainability Forum (ISF) 2024.
Tjahyono mengatakan, apel gelar pasukan itu rencananya diadakan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Baca Juga :Bukan Hanya Penelitian ITB, BBKFK Kemenperin Juga Buktikan Galon Polikarbonat Aman Digunakan
’’(Apel gelar pasukan) dipimpin Dankorbrimob selaku Kaops dan Pangkogabwilhan I,’’ kata Tjahyono, Minggu 1 September 2024.
Apel pasukan gabungan itu digelar agar setiap personel tahu akan fungsi dan tugasnya. Dengan begitu, tidak ada kesalahan dalam pelaksanaan nanti.
Tjahyono mengatakan bahwa 4 ribu personel gabungan akan dikerahkan. Mulai TNI, Polri, Paspampres, BSSN, BNPT, BNPB, hingga pemda.
Baca Juga : Konser Sheila On 7 di Pekanbaru Heboh dan Mengesankan, Bank Bjb Mudahkan Nasabah Dapat Tiket
Dia menjelaskan, kunjungan Paus mulai 3 hingga 6 September. Salah satu agendanya adalah acara kenegaraan. Paus akan diterima Presiden Jokowi hingga misa akbar di GBK pada Kamis 5 September 2024.
Untuk memperlancar pengamanan, polisi sudah menyiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas buka tutup jalan.
Mulai bandara sampai gereja katedral. Lalu, objek pengamanan lainnya sesuai jadwal kegiatan rombongan Paus Fransiskus seperti Istana Merdeka, Masjid Istiqlal, dan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK). Yakni, saat pelaksanaan misa bagi umat Katolik.
Dia meminta maaf dan berharap masyarakat dapat memahami jika terkena imbas rekayasa lalu lintas. Hal tersebut, kata Tjahyono, dilakukan agar pengamanan agenda itu aman dan optimal.
’’Semua itu kami lakukan agar pengamanan berjalan lancar dan membuat Indonesia di mata dunia menjadi negara yang layak dikunjungi,’’ ucapnya.
Sementara itu, umat Katolik yang ingin ikut misa akbar di GBK wajib memiliki undangan. Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo mengatakan, pendaftaran untuk mengikuti misa itu sudah ditutup sekitar dua pekan lalu. ’’Semua tempat sudah penuh,’’ katanya.
Nantinya misa akbar dilaksanakan di dua titik. Yaitu, Stadion Utama GBK dan Stadion Madya GBK. Total peserta misa yang diperkirakan hadir lebih dari 80 ribu orang.
Misa dilaksanakan sore hari. Namun, selepas pukul 12.00 WIB, gerbang masuk stadion sudah dibuka. Masyarakat peserta misa akbar bersama Paus yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya diimbau datang menggunakan kendaraan umum.
Lebih lanjut, Romo Suharyo menyampaikan antusiasnya menyambut kedatangan Paus Fransiskus. Dia mengatakan, kunjungan fisik Paus Fransiskus ke Indonesia itu sangat penting. Tapi, baginya yang lebih penting adalah meneladani cara hidup Paus Fransiskus. ’’Termasuk mempelajari gagasan-gagasannya,’’ katanya.
Ketua Komite Apostolic Journey Paus Fransiskus di Indonesia Ignasius Jonan mengatakan, misa akbar itu bisa sampai diikuti 85 ribu orang. Mantan menteri perhubungan itu menambahkan, misa berlangsung sampai pukul 18.30 WIB. Sementara pintu masuk GBK mulai dibuka setelah pukul 12.30 WIB.
’’Jadi di Senayan, di sekitar GBK, diterapkan WFH (work from home, Red),’’ katanya. Sehingga bisa memperlancar kegiatan akbar tersebut.
Jonan menegaskan, jemaah yang ingin mengikuti misa akbar itu sebaiknya menggunakan angkutan umum. Dia mengatakan, akses wilayah GBK sudah cukup terjangkau dengan transportasi publik karena dilewati jalur Transjakarta dan MRT.
Menurut Jonan, peserta atau jemaah yang mengikuti misa akbar itu sifatnya adalah undangan. Jadi, sudah ada orang-orang yang menerima dan membawa undangan itu. ’’Bagi yang tidak memiliki undangan, bisa mengikuti misa lewat (live streaming, Red) TV,’’ ujarnya.
Kunjungan Paus Fransiskus kali ini spesial karena sudah berjarak 35 tahun dari kunjungan Paus sebelumnya. Menurut catatan sejarah, Indonesia tiga kali dikunjungi Paus. Pertama adalah kunjungan Paus Paulus VI pada 1970 silam.
Kunjungan Paus berikutnya adalah Paus Yohanes Paulus II pada 9–14 Oktober 1989 silam. Selama lima hari, Paus Yohanes Paulus II berkeliling menemui umat Katolik di Jakarta, Jogjakarta, Maumere, Dili (kini menjadi bagian Timor Leste), dan Medan. (wan/c19/bay/jawa pos)