Cacar Monyet Bisa Menyerang Anak-anak, Menkes Pastikan Pola Pencegahan Sudah Siap

POJOKBANDUNG.COM, JAKARTA – Kasus Mpox atau cacar monyet kian mengkhawatirkan dunia.

Cacar Monyet Bisa Menyerang Anak-anak, Menkes Pastikan Pola Pencegahan Sudah Siap

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Foto: Dery Ridwansah/ JawaPos.com. Sementara itu, foto atas, Ilustrasi penularan penyakit cacar monyet atau MonkeyPox yang terjadi di Singapura. Foto: dok Channel News Asia.

Pasalnya, tidak hanya menyerang orang dewasa, anak-anak pun dilaporkan banyak yang tertular cacar monyet.

UNICEF melaporkan, bahwa lebih dari setengah kasus cacar monyet dan hampir 80 persen kematian Mpox di Republik Demokratik Kongo terjadi pada anak.

Baca Juga :Hari Pertama Pemeriksaan Kesehatan Berjalan Lancar, Bakal Calon Bupati KBB, Didik Agus Triwiyono Siap-siap Pemeriksaan Hari Kedua

Kemudian, di Burundi, hampir 60 persen kasus Mpox terjadi pada anak dan remaja di bawah 20 tahun.

Mirisnya lagi, 21 persen kasus dialami oleh anak berusia di bawah 5 tahun.

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI yang juga Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, ada beberapa alasan mengapa kasus Mpox ini cukup banyak terjadi pada anak.

Baca Juga :Simak Pemaparan Pengamat Politik dan Pemerintahan Unjani, Arlan Sidhha Soal Lima Pasang Calon di KBB

Diantaranya, varian baru clade 1b Mpox yang banyak menginfeksi di Afrika ternyata juga menular pada anak-anak.

Fakta tersebut diperburuk dengan kondisi di beberapa negara Afrika yang tengah dilanda konflik.

Munculnya kamp pengungsi turut disertai berbagai masalah lainnya.

Baca Juga :Seru! PPSDM Geominerba Ngampus di Dahana Subang

Beberapa anak-anak terpaksa tidur di tempat tidur yang sama dan berdesakan. Kondisi ini juga terjadi di rumah yang relatif sempit, sehingga lebih memungkinkan kontak penularan terjadi.

Selain itu, kurangnya gizi dan rendahnya cakupan imunisasi turut berperan besar anak-anak mudah terpapar.

’’Terjadinya berbagai penyakit lain yang juga melanda di sana, tentu turut berpengaruh terhadap kemungkinan tertular Mpox,’’ ungkapnya, kemarin.

Tjandra berharap pemerintah Indonesia bisa melakukan upaya pencegahan terbaik. Sehingga, masyarakat termasuk anak-anak bisa terlindungi dari bahaya penyakit tersebut.

Saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat adanya 14 kasus baru suspek Mpox di Indonesia. Tes pun tengah dilakukan untuk mengkonfirmasi.

Hasilnya, 9 suspek sudah dikonfirmasi negatif dari penyakit. Sisanya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.

Menkes Budi Gunadi Sadikin (BGS) memastikan bahwa Indonesia jauh lebih siap menghadapi ancaman Mpox.

Sudah tersedia aboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) di lebih dari 20 kabupaten/kota. Pemeriksaan lab bisa keluar hasilnya dalam rentang waktu 30 menit saja. Lalu, Indonesia juga sudah memiliki reagen untuk tes PCR Mpox.

’’Mpox ini ternyata labnya lab PCR. Beruntung kita. Tinggal diganti reagen-nya dan kita sudah punya reagen dalam negeri,’’ tuturnya.

Selain itu, Indonesia kini sudah menerapkan early warning system di semua bandara kedatangan luar negeri. Langkah ini untuk mengetahui apakah seseorang melakukan perjalanan ke Afrika atau tidak.

Termasuk untuk vaksinasi. Untuk sementara, vaksinasi dikhususkan bagi kelompok tertentu.

Seperti kelompok LSL (Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki) atau GBMSM (Gay, Biseksual dan Pria yang berhubungan seks dengan pria lainnya), dan penderita human immunodeficiency virus atau HIV. (mia/bay/jawa pos)

 

loading...

Feeds

BPJAMSOSTEK Tasikmalaya Gelar Employee Volunteering

POJOKBANDUNG.com, TASIKMALAYA – BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tasikmalaya melaksanakan kegiatan Employee Volunteering bersih-bersih sampah Bersama Bank Sampah Belebet dalam rangka World …